1. Tokoh Utama
• Tokoh utama adalah tokoh yang dinamis sehingga sifat mereka sewaktu-waktu dapat berubah.
• Tokoh utama yang berkuasa atas jalannya cerita.
• Tokoh ‘major’ tidak selalu menjadi tokoh utama.
• Tokoh sentral adalah tokoh utama dibagi lagi menjadi dua yaitu, protagonis dan antagonis.
• Biasanya ada beberapa tokoh dalam sebuah cerita, namun untuk tokoh utama biasanya hanya ada satu.
• Tokoh Major biasanya yang tokoh bulat.
• Contoh: Hasan dalam buku Atheis
2. Tokoh Periferal/ Pembantu
• Terkadang tokoh periferal adalah tokoh yang membantu tokoh utama untuk melawan tokoh antagonis
• Tokoh periferal adalah tokoh yang membantu jalannya sebuah cerita, tetapi tidak selalu menjadi sebuah sorotan.
• Untuk tokoh bawahan dibagi menjadi dua juga yaitu, tambahan dan andalan.
• Tokoh pembantu atau periferal adalah tokoh yang statis sehingga sepanjang cerita, karakter tersebut tidak akan mengalami perubahan.
• Tokoh periferal hanyalah pembantu atau yang mendukung tokoh utama.
• Kehadiran tokoh periferal pun dapat mengambil perhatian penonton.
• Contoh: Rusli dan Kartini dalam buku Atheis.
3. Tokoh Antagonis dan Protagonis
• Tokoh protagonis
o Menurut tema tradisional: Tokoh yang berkarakter positif.
Karena berkembangnya sastra:
o Tokoh utama dalam cerita yang diceritakan untuk menjadi pusat perhatian pembaca.
o Tidak harus ‘baik’.
o Biasanya diklasifikasikan menjadi tokoh bulat.
o Tokoh yang mengangkat tema.
o Tokoh yang harus selalu ada sampai terakhir.
Contoh:
Teto dalam buku Burung- Burung Manyar merupakan tokoh protagonis walaupun dirinya melawan Republik Indonesia. Hal ini dikarenakan pengarang menceritakan secara detail sudut pandang Teto, sehingga pembaca dapat mengerti dan memaklumi tindakan-tindakan yang diambil Teto.
• Tokoh atagonis
o Menurut tokoh tradisional: Tokoh yang berkarakter negatif .
Karena berkembangnya sastra:
o Tokoh yang memberi konflik pada tema utama dan berlawanan dengan karakter protagonis.
o Tokoh yang menyebabkan permasalahan utama dalam cerita.
o Tokoh antagonis tidak selalu ‘jahat’.
o Seseorang atau suatu keadaan yang tidak menguntungkan tokoh utama.
o Tokoh antagonis tidak selalu digambarkan dengan seseorang bisa juga digambarkan sebagai keadaan yang tidak menguntungkan bagi tokoh utamanya. Contoh: kematian, sakit dll.
o Konflik dapat juga disebabkan oleh diri sendiri.
Contoh:
a. Anwar, karena dalam buku ‘Atheis’, Anwar merupakan orang yang mempengaruhi Hasan dan merupakan salah satu faktor pecahnya rumah tangga Hasan dengan Kartini
b. Kepergian Ibu Teto dalam buku ‘Burung- Burung Manyar’
4. Tokoh Flat dan Round
• Tokoh Datar
o Diceritakan dari satu segi watak saja, bersifat statis, jarang berubah karakternya, kadang sama sekali tidak berubah.
o Tokoh datar disebut juga tokoh sederhana dan tokoh pipih.
o Tokoh datar: tidak memberikan kejutan.
o Tidak banyak detail yang menjelaskan tokoh datar sehingga mudah untuk diklasifikasi.
o Kebanyakan tokoh minor atau tokoh pembantu merupakan tokoh datar.
o Tokoh flat jarang berubah atau tidak berubah sama sekali dalam cerita.
o Berkembang hanya dari satu ide dan tidak berubah sampai cerita selesai.
o Hanya memiliki satu kepribadian tertentu; bersifat flat, datar, steorotip, monoton dan hanya menampakan satu karakter.
o Tindakan-tindakan dan perilaku tokoh datar mencerminkan satu karakter yang dimilikinya.
o Mudah diklasifikasi dan dimengerti oleh pembaca.
o Pengarang mengunakan tokoh-tokoh datar untuk memfokuskan pikiran pembaca ke karakter bulat.
o Contoh:
Kartun, kancil, animasi
Rusli dalam buku ‘Atheis’ merupakan tokoh datar karena dengan kepercayaan dan kepintaranya, ia dapat mempengaruhi Hasan yang merupakan tokoh utama.
• Tokoh Bulat
o Tokoh yang semua wataknya diungkapkan. Sangat dinamis dan mengalami banyak perubahan watak.
o Disebut juga tokoh komplek atau tokoh bundar.
o Merupakan tokoh yang berkembang.
o Lebih mencerminkan kehidupan manusia yang sebenarnya, sebagaimana kehidupan manusia tidaklah monoton.
o Memiliki banyak detail karakter, baik maupun buruk.
o Tidak mudah untuk di klasifikasi karena banyak perubahan.
o Kebanyakan tokoh utama mayor merupakan tokoh bulat sehingga memungkinkan tokoh protagonis memiliki unsur tokoh antagonis.
o Harus bisa memberikan ‘kejutan’ dalam cara yang meyakinkan.
o Bila tokoh tidak memberikan ‘kejutan’ pada pembaca maka tokoh tersebut merupakan tokoh datar.
o Tokoh bulat ada yang baik dan ada yang jahat.
o Perubahan tokoh bulat harus dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki alasan.
o Tujuan, ambisi dan nilai-nilai mereka berubah-ubah seiiring berjalannya cerita.
o Sikapnya berubah tergantung dengan hasil dari kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya.
o Contoh:
Teto dalam buku ‘Burung- Burung Manyar’ merupakan tokoh bulat seiring dengan berubahnya perasaan yang dimilikinya terhadap Republik Indonesia.
Hasan dalam buku ‘Atheis’ merupakan tokoh bulat karena berubahnya pendirian mengenai kepercayaan yang dimilikinya.
Selasa, 29 Maret 2011
Tema, Alur, Penokohan dan Setting Tempat
Tema, Alur, Penokohan dan Setting Tempat
- Tema merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama sekali. Selain itu, tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu cerita. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang pengarang sebagai ide utama atau pemikiran pokok, ke mana sebuah cerita akan diarahkan. Robert Stanton menempatkan tema sebagai sebuah arti pusat dalam cerita, yang disebut juga sebagai ide pusat dan Stanton juga menyatakan bahwa tema cerita berhubungan dengan makna pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu kepada sebuah fakta dan alat-alat penceritaan, yang mengungkapkan tentang kehidupan. Tema selalu dapat dirasakan pada semua fakta dan alat penceritaan di sepanjang sebuah cerita rekaan.
Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pengarang dalam karyanya sebab tema selalu berkaitan dengan masalah (kehidupan) yang dikemukakan dalam cerita rekaan tersebut. Akan tetapi tema tidak sama dengan masalah. Tema adalah suatu (hal) yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, ataupun sikap pengarang tentang suatu masalah, sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang haarus diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang diungkapkan pengarang dalam karyanya.
- Alur ceritera adalah bagaimana kejadian-kejadian dirangkai (biasanya berdasarkan sebab akibat) mulai dari titik awal menanjak terus sampai titik klimaks untuk kemudian menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian.
Peristiwa-peristiwa yang membuat alur ceritera menanjak adalah persoalan-persoalan yang menimbulkan konflik. Konflik-konflik inilah yang akan membawa ceritera menanjak menuju titik klimaks yaitu saat karakter berada pada titik penentuan apa yang akan terjadi pada dirinya (saat puncak penentuan nasibnya). Setelah titik klimaks alur akan menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian masalah.
- Penokohan/karakterisasi adalah cara penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Apakah penulis menggambarkan tokohnya:
* realistis atau tidak realistis.
Realistis adalah sebagaimana manusia pada umumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak realistis sebaliknya adalah penggambaran tokoh yang berlebihan: yang baik digambarkan baik sekali tanpa kekurangan seperti superman, sedangkan yang buruk atau jahat digambarkan kelewat jahat tanpa ada setitik kebaikan (contoh lain: yang beruntung selalu beruntung, yang malang terlalu malang).
* karikaturis
Penggambaran tokoh yang ringkas dengan berlebih-lebihan menekankan ciri-cirinya yang menonjol. Penggambaran ini digunakan untuk maksud meledek, mengejek ataupun menyindir. Sering karenanya tokoh tampil lucu.
* stereotipical
Penggambaran tokoh yang digunakan hanya untuk mewakili gambaran umum yang dimiliki masyarakat tentang kelompok tertentu. Misalnya seorang tokoh wanita yang stereotypical adalah lemah, suka menangis dll.
- Latar (seting) adalah tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu ceritera terjadi. Yang harus diperhatikan dalam latar adalah tidak hanya segi fisik dari latar itu. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting tentang keadaan masyarakat dimana ceritera itu terjadi pada waktu itu. Anda dapat mempelajari segi sosial budaya, ekonomi, politik masyarakat tersebut.
- Tema merupakan dasar cerita yang paling penting dari seluruh cerita. Tanpa tema, sebuah cerita rekaan tidak ada artinya sama sekali. Selain itu, tema juga merupakan tujuan cerita, atau ide pokok di dalam suatu cerita yang merupakan patokan untuk membangun suatu cerita. Dengan kata lain, tema adalah suatu unsur yang memandu seorang pengarang sebagai ide utama atau pemikiran pokok, ke mana sebuah cerita akan diarahkan. Robert Stanton menempatkan tema sebagai sebuah arti pusat dalam cerita, yang disebut juga sebagai ide pusat dan Stanton juga menyatakan bahwa tema cerita berhubungan dengan makna pengalaman hidupnya. Oleh karena itu, tema menjadi salah satu unsur dan aspek cerita rekaan yang memberikan kekuatan dan sekaligus sebagai unsur pemersatu kepada sebuah fakta dan alat-alat penceritaan, yang mengungkapkan tentang kehidupan. Tema selalu dapat dirasakan pada semua fakta dan alat penceritaan di sepanjang sebuah cerita rekaan.
Tema tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pengarang dalam karyanya sebab tema selalu berkaitan dengan masalah (kehidupan) yang dikemukakan dalam cerita rekaan tersebut. Akan tetapi tema tidak sama dengan masalah. Tema adalah suatu (hal) yang berkaitan dengan pandangan, pendapat, ataupun sikap pengarang tentang suatu masalah, sedangkan masalah adalah sesuatu hal yang haarus diselesaikan. Sebuah tema pada dasarnya merupakan abstraksi dari suatu masalah. Oleh karena itu, tema sebuah karya sastra haruslah diabstraksikan dari masalah utama yang diungkapkan pengarang dalam karyanya.
- Alur ceritera adalah bagaimana kejadian-kejadian dirangkai (biasanya berdasarkan sebab akibat) mulai dari titik awal menanjak terus sampai titik klimaks untuk kemudian menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian.
Peristiwa-peristiwa yang membuat alur ceritera menanjak adalah persoalan-persoalan yang menimbulkan konflik. Konflik-konflik inilah yang akan membawa ceritera menanjak menuju titik klimaks yaitu saat karakter berada pada titik penentuan apa yang akan terjadi pada dirinya (saat puncak penentuan nasibnya). Setelah titik klimaks alur akan menurun dan mencapai resolusi atau penyelesaian masalah.
- Penokohan/karakterisasi adalah cara penulis menggambarkan tokoh-tokohnya. Apakah penulis menggambarkan tokohnya:
* realistis atau tidak realistis.
Realistis adalah sebagaimana manusia pada umumnya, mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tidak realistis sebaliknya adalah penggambaran tokoh yang berlebihan: yang baik digambarkan baik sekali tanpa kekurangan seperti superman, sedangkan yang buruk atau jahat digambarkan kelewat jahat tanpa ada setitik kebaikan (contoh lain: yang beruntung selalu beruntung, yang malang terlalu malang).
* karikaturis
Penggambaran tokoh yang ringkas dengan berlebih-lebihan menekankan ciri-cirinya yang menonjol. Penggambaran ini digunakan untuk maksud meledek, mengejek ataupun menyindir. Sering karenanya tokoh tampil lucu.
* stereotipical
Penggambaran tokoh yang digunakan hanya untuk mewakili gambaran umum yang dimiliki masyarakat tentang kelompok tertentu. Misalnya seorang tokoh wanita yang stereotypical adalah lemah, suka menangis dll.
- Latar (seting) adalah tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu ceritera terjadi. Yang harus diperhatikan dalam latar adalah tidak hanya segi fisik dari latar itu. Latar sebenarnya memberikan informasi yang sangat penting tentang keadaan masyarakat dimana ceritera itu terjadi pada waktu itu. Anda dapat mempelajari segi sosial budaya, ekonomi, politik masyarakat tersebut.
Alur Dan Pengaluran
Alur Dan Pengaluran
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
Mengidentifikasi Alur Dan Penokohan Dalam DramaMengidentifikasi Alur dan Konflik dalam Cerita Drama
Adegan drama terdiri atas serangkaian kejadian yang saling
berhubungan dan membentuk jalinan cerita yang disebut alur atau plot. Kejadian yang satu menjadi sebab atau akibat bagi kejadian yang lain. Ditinjau dari arah gerak ceritanya, alur dibedakan atas alur maju (progresi/
linier) dan alur mundur (regresi).
Alur maju atau disebut juga alur kronologis (alamiah) diawali dengan
eksposisi, adegan ditampilkannya tokoh-tokoh penting dan latar kehidupannya. Disusul konflik, yaitu munculnya persoalan akibat terjadinya
perselisihan tokoh. Bila konflik itu tidak teratasi, akan membesar, meluas, dan menjadi kompleks. Dalam tahap komplikasi ini, banyak tokoh lain yang
terseret dalam persoalan. Puncak dari konflik, vaitu klimaks, saat persoalan mencapai titik paling menegangkan. Biasanya ini merupakan bagian yang
paling mendebarkan dan dinanti-nantikan oleh penonton. Sebelum menuju
ke akhir cerita atau konklusi, tokoh melewati tahap peredaan masalah atau
antiklimaks. Bila digambarkan, grafik alur cerita yang bergerak maju seperti di atas adalah seperti berikut:
Dalam alur maju, sering kali terjadi kilas balik cerita (flash back), yaitu cerita berbalik sejenak ke masa lalu. Berbeda dengan alur maju, cerita alur mundur dimulai dari bagian akhir. Namun, ada juga yang diawali dari tengah cerita. Alur seperti ini disebut sebagai alur gabungan.
Cerita dalam drama tidak akan bergerak apabila semua tokoh memiliki watak, sikap, pandangan, dan harapan yang sama. Cerita bergerak karena muncul konflik yang dipicu oleh adanva perbedaan perbedaan antar tokoh. Konflik tidak selalu terjadi secara eksternal, yaitu antara tokoh dengan tokoh yang lain, tetapi bisa juga terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri (konflik internal). Selain itu, konflik juga dapat terjadi antara tokoh dengan keadaan alamiah dan sosial budaya di sekelilingnva dan dengan kepercayaan / keyakinan hidupnva (konflik batin/moral). Konflik social biasanya terjadi saat tokoh tidak mampu beradaptasi dengan nilai-nilai vang berlaku di masyarakat.
Uji Teori
1. Sebutkan unsur-unsur intrinsic yang terdapat dalam drama!
2. Samakah unsur-unsur intrinsic pada drama dan pada novel/cerpen? Jelaskan!
3. Apa perbedaan antara alur maju dan alur mundur?
4. Apakah yang dimaksud dengan flashback? Samakah dengan alur mundur?
5. Sebutkan tahap-tahap perkembangan alur majul
6. Apakah yang dimaksud dengan konflik dalam cerita?
7. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam konflik
Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. Alur terdiri atas beberapa bagian :
(1) Awal, yaitu pengarang mulai memperkenalkan tokoh-tokohnya.
(2) Tikaian, yaitu terjadi konflik di antara tokoh-tokoh pelaku.
(3) Gawatan atau rumitan, yaitu konflik tokoh-tokoh semakin seru.
(4) Puncak, yaitu saat puncak konflik di antara tokoh-tokohnya.
(5) Leraian, yaitu saat peristiwa konflik semakin reda dan perkembangan alur mulai terungkap.
(6) Akhir, yaitu seluruh peristiwa atau konflik telah terselesaikan.
Pengaluran, yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat dan alur longggar. Alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita. Alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal ialah alur yang hanya satu dalam karya sastra. Alur ganda ialah alur yang lebih dari satu dalam karya sastra. Dari segi urutan waktu, pengaluran dibedakan kedalam alur lurus dan tidak lurus. Alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. Alur tidak lurus bisa menggunakan gerak balik (backtracking), sorot balik (flashback), atau campauran keduanya.
Mengidentifikasi Alur Dan Penokohan Dalam DramaMengidentifikasi Alur dan Konflik dalam Cerita Drama
Adegan drama terdiri atas serangkaian kejadian yang saling
berhubungan dan membentuk jalinan cerita yang disebut alur atau plot. Kejadian yang satu menjadi sebab atau akibat bagi kejadian yang lain. Ditinjau dari arah gerak ceritanya, alur dibedakan atas alur maju (progresi/
linier) dan alur mundur (regresi).
Alur maju atau disebut juga alur kronologis (alamiah) diawali dengan
eksposisi, adegan ditampilkannya tokoh-tokoh penting dan latar kehidupannya. Disusul konflik, yaitu munculnya persoalan akibat terjadinya
perselisihan tokoh. Bila konflik itu tidak teratasi, akan membesar, meluas, dan menjadi kompleks. Dalam tahap komplikasi ini, banyak tokoh lain yang
terseret dalam persoalan. Puncak dari konflik, vaitu klimaks, saat persoalan mencapai titik paling menegangkan. Biasanya ini merupakan bagian yang
paling mendebarkan dan dinanti-nantikan oleh penonton. Sebelum menuju
ke akhir cerita atau konklusi, tokoh melewati tahap peredaan masalah atau
antiklimaks. Bila digambarkan, grafik alur cerita yang bergerak maju seperti di atas adalah seperti berikut:
Dalam alur maju, sering kali terjadi kilas balik cerita (flash back), yaitu cerita berbalik sejenak ke masa lalu. Berbeda dengan alur maju, cerita alur mundur dimulai dari bagian akhir. Namun, ada juga yang diawali dari tengah cerita. Alur seperti ini disebut sebagai alur gabungan.
Cerita dalam drama tidak akan bergerak apabila semua tokoh memiliki watak, sikap, pandangan, dan harapan yang sama. Cerita bergerak karena muncul konflik yang dipicu oleh adanva perbedaan perbedaan antar tokoh. Konflik tidak selalu terjadi secara eksternal, yaitu antara tokoh dengan tokoh yang lain, tetapi bisa juga terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri (konflik internal). Selain itu, konflik juga dapat terjadi antara tokoh dengan keadaan alamiah dan sosial budaya di sekelilingnva dan dengan kepercayaan / keyakinan hidupnva (konflik batin/moral). Konflik social biasanya terjadi saat tokoh tidak mampu beradaptasi dengan nilai-nilai vang berlaku di masyarakat.
Uji Teori
1. Sebutkan unsur-unsur intrinsic yang terdapat dalam drama!
2. Samakah unsur-unsur intrinsic pada drama dan pada novel/cerpen? Jelaskan!
3. Apa perbedaan antara alur maju dan alur mundur?
4. Apakah yang dimaksud dengan flashback? Samakah dengan alur mundur?
5. Sebutkan tahap-tahap perkembangan alur majul
6. Apakah yang dimaksud dengan konflik dalam cerita?
7. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam konflik
Mengidentifikasi Unsur Karya Sastra Melayu Klasik
Mengapresiasi suatu karya sastra pada hakikatnya adalah menghargai, memahami, dan menghayati karya sastra. Untuk dapat berbuat demikian, kita harus tahu dulu unsur apa saja yang terkandung dan membangun suatu karya. Tanpa mengetahui unsur yang membentuknya tidak mungkin kita dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadapnya. Dalam bagian ini, kalian akan berlatih mengidentifikasi unsur karya sastra Melayu Klasik.
Unsur intrinsik karya sastra Melayu Klasik, tidak jauh berbeda dengan unsur instrinsik karya sastra jenis prosa lainnya. Unsur instrinsik tersebut antara lain: tema, plot atau alur, penokohan, latar, dan amanat. Untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik naskah di atas, bacalah uraian di bawah ini dan jawablah pertanyaan yang menyertainya!
Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari suatu cerita. Tema tersebut kemudian dikembangkan menjadi jalinan cerita yang disampaikan melalui tokoh, setting, dan suasananya. Untuk mengetahui tema, ketika membaca karya sastra Anda dapat bertanya “Masalah apakah yang dibahas dalam cerita di atas?” Jawaban dari pertanyaan itu adalah tema. Menurut Anda, manakah tema-tema berikut yang paling sesuai untuk cerita di atas?
1. Nasehat orang tua, jika tidak diikuti akan membuahkan celaka.
2. Anak Bayan yang tidak menuruti nasehat orang tuanya.
3. Kisah anak Bayan yang mendapat celaka karena tidak menghiraukan nasehat orang tuanya.
4. Kisah Bayan yang bercerita tentang anak kera yang mati terbunuh karena tidak menghiraukan nasehat orang tuanya.
5. Orang tua akan selalu membela anaknya jika anak tersebut mendapat bahaya
Plot
Plot atau alur adalah jalan cerita yang berupa peristiwa peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Secara tradisional, Ada lima tahapan alur, yaitu: (1) perkenalan (pengarang mengenalkan cerita, tokoh-tokoh dan wataknya, dan setting yang mendasari cerita itu), (2) pertikaian (pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami tokoh baik dengan tokoh lain maupun dengan lingkungannya.), (3) perumitan (pertikaian mulai memuncak), (4) klimaks (pertikaian mencapai puncak), (5) peleraian (penyelesaian pertikaian dengan berbagai cara).
Ada beberapa jenis alur, yaitu: (1) Alur rapat dan alur renggang. Alur rapat adalah alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya. Alur renggang sebaliknya. (2) Alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal adalah alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita saja, biasanya terjadi pada cerpen. Sebaliknya, alur ganda adalah alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari satu, biasanya ada pada novel. (3) Alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah dan alur terbuka yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sebaliknya, alur mundur adalah alur yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa akhir kemudian kembali ke peristiwa pertama, kedua, dan seterusnya sampai kembali ke peristiwa yang terakhir tadi.
Setelah Anda mamahami alur dan jenis-jenisnya, bentuklah kelompok dan jawablah pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakah cerita itu dimulai?
2. Pada bagian mana klimaksnya?
3. Identifikasilah jenis alur cerita di atas!
4. Bagaimana cerita itu diakhiri?
5. Tulislah peristiwa-peristiwa yang ada pada cerpen itu, kemudian tentukan tahapan alur masing-masing peristiwa itu!
6. masing-masing peristiwa itu!
Penokohan
Penokohan berkenaan dengan cara pengarang menampilkan watak tokoh-tokohnya dan bagaimana watak masing-masing tokoh tersebut. Ada beberapa cara yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh-tokohnya yaitu, dengan cara menjelaskan karakter tokoh secara eksplisit, menampilkan dialog dengan tokoh lain, melukiskan tempat atau lingkungan tokoh, memberi penjelasan melalui tokoh lain, dan melukiskan tingkah laku, cara berpakaian, dan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian. Untuk mengecek pemahamanmu, tetaplah bersama kelompok Anda untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Siapa sajakah tokoh dalam penggalan cerita di atas?
2. Bagaimana watak mereka?
3. Apakah eatak tersebut mendukung tema cerita?
4. Siapakah yang menjadi tokoh utama?
5. Dengan cara apa saja pengarang melukiskan watak tokoh-tokohnya?
Latar
Latar adalah gambaran tempat, waktu, dan segala situasi di tempat terjadinya peristiwa. Unsur waktu dapat dibedakan menjadi waktu kini, masa lalu, masa depan, dan waktu tak tentu. Unsur tempat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat yang dikenal, tempat yang tidak dikenal, dan tempat khayalan. Unsur suasana juga mempunyai tiga kemungkinan, yaitu suasana alamiah, suasana sosio kultural, dan suasana batiniah. Suasana alamiah adalah suasana yang berhubungan dengan alam, misalnya suasana desa, kota, dan lain-lain. Suasana sosiokultural adalah suasana yang berkaitan dengan tatacara hidup, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. Suasana batiniah adalah suasana sebagai akibat pengaruh interaksi aantar tokoh, atau antar tokoh dengan lingkungannya.
Lanjutkan diskusi Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Kapan cerita di atas terjadi?
2. Mungkinkah cerita itu terjadi saat ini? Jelaskan.
3. Suasana apa yang sesuai untuk mendukung cerita di atas?
4. Sesuaikah waktu, tempat, situasi, dan suasana cerita di atas dengan tema dan tokoh- tokoh ceritanya? Berikan penjelasan!
Amanah
Amanah adalah pesan moral yang ada pada sebuah cerita. Ketika membaca sebuah cerita. Amanah disampaikan melalui tema, jalinan cerita, peristiwa, dan tokoh-tokohnya. Amanah tidak disampaikan secara eksplisit. Pembaca sendirilah yang menyimpulkannya. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut agar Anda dapat menemukan amanat pada cerita di atas!
1. Setujukah Anda terhadap nasehat orang tua Bayan?
2. Jika Anda menjadi Bayan, apakah Anda akan menuruti nasehat orang tua Anda tersebut?
3. Setujukah Anda dengan sikap orang tua Cerpelai? Jelaskan!
4. Menurut Anda, siapakah yang salah, si kera atau orang tua anak sahabat kera yang membunuhnya? Jelaskan!
5. Amanat-amanat apakah yang dapat Anda ambil dari cerita di atas?
Setelah membaca cerita tersebut, amanah apa yang dapat Anda ambil ?
Setelah diskusi kelompok Anda selesai, diskusikan dengan kelompok lain!
2. Mengidentifikasi Karakteristik Karya Sastra Melayu Klasik
Berdasarkan uraian dan pengamatan terhadap teks Hikayat Indera Bangsawan, Anda tentu mengetahui karakteristik sastra Melayu Klasik.
Lakukanlah kegiatan berikut!
(1) Berilah tanda √ untuk pernyataan yang menunjukkan karakteristik sastra Melayu Klasik!
( ) Dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab.
( ) Diketahui siapa pengarangnya.
( ) Dipengaruhi kesusastraan barat.
( ) Menggunakan bahasa Melayu.
( ) Roman termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Istana sentris
( ) Ada ketika masyarakat belum mengenal tulisan.
( ) Hikayat, dongeng termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya).
( ) Selalu berakhir dengan kebahagiaan tokoh utama.
( ) cerita selalu berkisar tentang baik dan buruk.
(2) Carilah karakteristik sastra Melayu Klasik yang lain!
(3) Susunlah pernyataan-pernyataan yang merupakan karakteristik sastra Melayu Klasik dan hasil kegiatan nomor 2!
Unsur intrinsik karya sastra Melayu Klasik, tidak jauh berbeda dengan unsur instrinsik karya sastra jenis prosa lainnya. Unsur instrinsik tersebut antara lain: tema, plot atau alur, penokohan, latar, dan amanat. Untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik naskah di atas, bacalah uraian di bawah ini dan jawablah pertanyaan yang menyertainya!
Tema
Tema adalah pikiran pokok yang mendasari suatu cerita. Tema tersebut kemudian dikembangkan menjadi jalinan cerita yang disampaikan melalui tokoh, setting, dan suasananya. Untuk mengetahui tema, ketika membaca karya sastra Anda dapat bertanya “Masalah apakah yang dibahas dalam cerita di atas?” Jawaban dari pertanyaan itu adalah tema. Menurut Anda, manakah tema-tema berikut yang paling sesuai untuk cerita di atas?
1. Nasehat orang tua, jika tidak diikuti akan membuahkan celaka.
2. Anak Bayan yang tidak menuruti nasehat orang tuanya.
3. Kisah anak Bayan yang mendapat celaka karena tidak menghiraukan nasehat orang tuanya.
4. Kisah Bayan yang bercerita tentang anak kera yang mati terbunuh karena tidak menghiraukan nasehat orang tuanya.
5. Orang tua akan selalu membela anaknya jika anak tersebut mendapat bahaya
Plot
Plot atau alur adalah jalan cerita yang berupa peristiwa peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Secara tradisional, Ada lima tahapan alur, yaitu: (1) perkenalan (pengarang mengenalkan cerita, tokoh-tokoh dan wataknya, dan setting yang mendasari cerita itu), (2) pertikaian (pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami tokoh baik dengan tokoh lain maupun dengan lingkungannya.), (3) perumitan (pertikaian mulai memuncak), (4) klimaks (pertikaian mencapai puncak), (5) peleraian (penyelesaian pertikaian dengan berbagai cara).
Ada beberapa jenis alur, yaitu: (1) Alur rapat dan alur renggang. Alur rapat adalah alur yang terbentuk apabila alur pembantu mendukung alur pokoknya. Alur renggang sebaliknya. (2) Alur tunggal dan alur ganda. Alur tunggal adalah alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita yang memiliki satu jalan cerita saja, biasanya terjadi pada cerpen. Sebaliknya, alur ganda adalah alur yang terjadi pada sebuah cerita yang memiliki jalan cerita lebih dari satu, biasanya ada pada novel. (3) Alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah dan alur terbuka yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai cerita itu berakhir. Sebaliknya, alur mundur adalah alur yang jalan ceritanya dimulai dari peristiwa akhir kemudian kembali ke peristiwa pertama, kedua, dan seterusnya sampai kembali ke peristiwa yang terakhir tadi.
Setelah Anda mamahami alur dan jenis-jenisnya, bentuklah kelompok dan jawablah pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakah cerita itu dimulai?
2. Pada bagian mana klimaksnya?
3. Identifikasilah jenis alur cerita di atas!
4. Bagaimana cerita itu diakhiri?
5. Tulislah peristiwa-peristiwa yang ada pada cerpen itu, kemudian tentukan tahapan alur masing-masing peristiwa itu!
6. masing-masing peristiwa itu!
Penokohan
Penokohan berkenaan dengan cara pengarang menampilkan watak tokoh-tokohnya dan bagaimana watak masing-masing tokoh tersebut. Ada beberapa cara yang digunakan pengarang untuk menampilkan tokoh-tokohnya yaitu, dengan cara menjelaskan karakter tokoh secara eksplisit, menampilkan dialog dengan tokoh lain, melukiskan tempat atau lingkungan tokoh, memberi penjelasan melalui tokoh lain, dan melukiskan tingkah laku, cara berpakaian, dan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian. Untuk mengecek pemahamanmu, tetaplah bersama kelompok Anda untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Siapa sajakah tokoh dalam penggalan cerita di atas?
2. Bagaimana watak mereka?
3. Apakah eatak tersebut mendukung tema cerita?
4. Siapakah yang menjadi tokoh utama?
5. Dengan cara apa saja pengarang melukiskan watak tokoh-tokohnya?
Latar
Latar adalah gambaran tempat, waktu, dan segala situasi di tempat terjadinya peristiwa. Unsur waktu dapat dibedakan menjadi waktu kini, masa lalu, masa depan, dan waktu tak tentu. Unsur tempat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tempat yang dikenal, tempat yang tidak dikenal, dan tempat khayalan. Unsur suasana juga mempunyai tiga kemungkinan, yaitu suasana alamiah, suasana sosio kultural, dan suasana batiniah. Suasana alamiah adalah suasana yang berhubungan dengan alam, misalnya suasana desa, kota, dan lain-lain. Suasana sosiokultural adalah suasana yang berkaitan dengan tatacara hidup, adat istiadat, keyakinan, dan lain-lain. Suasana batiniah adalah suasana sebagai akibat pengaruh interaksi aantar tokoh, atau antar tokoh dengan lingkungannya.
Lanjutkan diskusi Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Kapan cerita di atas terjadi?
2. Mungkinkah cerita itu terjadi saat ini? Jelaskan.
3. Suasana apa yang sesuai untuk mendukung cerita di atas?
4. Sesuaikah waktu, tempat, situasi, dan suasana cerita di atas dengan tema dan tokoh- tokoh ceritanya? Berikan penjelasan!
Amanah
Amanah adalah pesan moral yang ada pada sebuah cerita. Ketika membaca sebuah cerita. Amanah disampaikan melalui tema, jalinan cerita, peristiwa, dan tokoh-tokohnya. Amanah tidak disampaikan secara eksplisit. Pembaca sendirilah yang menyimpulkannya. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut agar Anda dapat menemukan amanat pada cerita di atas!
1. Setujukah Anda terhadap nasehat orang tua Bayan?
2. Jika Anda menjadi Bayan, apakah Anda akan menuruti nasehat orang tua Anda tersebut?
3. Setujukah Anda dengan sikap orang tua Cerpelai? Jelaskan!
4. Menurut Anda, siapakah yang salah, si kera atau orang tua anak sahabat kera yang membunuhnya? Jelaskan!
5. Amanat-amanat apakah yang dapat Anda ambil dari cerita di atas?
Setelah membaca cerita tersebut, amanah apa yang dapat Anda ambil ?
Setelah diskusi kelompok Anda selesai, diskusikan dengan kelompok lain!
2. Mengidentifikasi Karakteristik Karya Sastra Melayu Klasik
Berdasarkan uraian dan pengamatan terhadap teks Hikayat Indera Bangsawan, Anda tentu mengetahui karakteristik sastra Melayu Klasik.
Lakukanlah kegiatan berikut!
(1) Berilah tanda √ untuk pernyataan yang menunjukkan karakteristik sastra Melayu Klasik!
( ) Dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab.
( ) Diketahui siapa pengarangnya.
( ) Dipengaruhi kesusastraan barat.
( ) Menggunakan bahasa Melayu.
( ) Roman termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Istana sentris
( ) Ada ketika masyarakat belum mengenal tulisan.
( ) Hikayat, dongeng termasuk sastra Melayu Klasik.
( ) Bersifat dinamis (senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan masyarakatnya).
( ) Selalu berakhir dengan kebahagiaan tokoh utama.
( ) cerita selalu berkisar tentang baik dan buruk.
(2) Carilah karakteristik sastra Melayu Klasik yang lain!
(3) Susunlah pernyataan-pernyataan yang merupakan karakteristik sastra Melayu Klasik dan hasil kegiatan nomor 2!
Mengatasi Program Not Respon
Saat menggunakan komputer, beberapa program yang telah dibuka seringkali mengalami not responding. Hal ini, memperlambat jalannya program lain karena menunggu program tersebut ditutup. Apabila proses gagal, Anda harus membuka Task Manager dengan Ctrl+Alt+Del. Pasti akan membuat Anda jengkel. Akan lebih baik jika program yang not responding secara otomatis tertutup dengan cepat. Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Buka Regitry Editor
2. Pada window Registry Editor, klik HKEY_USERS > DEFAULT > ControlPanel > Desktop.
3. Lihat entry AutoEndTasks pada window sebelah kanan Apabila entry tersebut tidak ada, maka Anda harus membuat terlebih dahulu dengan langkah klik kanan mouse di sebelah kanan, pilih New > DWORD Value dan beri nama AutoEndTasks.
4. Klik dua kali entry tersebut, beri nilai 1 pada value Data.
5. Klik Ok, refresh ( F5 ), serta tutup registry dan restart komputer.
1. Buka Regitry Editor
2. Pada window Registry Editor, klik HKEY_USERS > DEFAULT > ControlPanel > Desktop.
3. Lihat entry AutoEndTasks pada window sebelah kanan Apabila entry tersebut tidak ada, maka Anda harus membuat terlebih dahulu dengan langkah klik kanan mouse di sebelah kanan, pilih New > DWORD Value dan beri nama AutoEndTasks.
4. Klik dua kali entry tersebut, beri nilai 1 pada value Data.
5. Klik Ok, refresh ( F5 ), serta tutup registry dan restart komputer.
Kotbah
ebanyakan orang yang tidak mampu tidaklah mengetahui bahwa mereka tidak punya kemampuan. Seorang peneliti bernama Dr. David A. Dunning of Cornell University mengatakan bahwa orang orang yang tidak mampu itu lebih yakin akan kemampuannya daripaa mereka yang mampu. Artinya orang orang yang tidak mampu itu lebih besar Percaya Dirinya daripada orang yang mampu. Betapa frustrasinya orang orang seperti ini dalam dunia pekerjaan. Mereka merasa diri mampu padahal mereka tidak punya kemampuan itu. Akibatnya adalah mereka selalu gagal. dan celakanya adalah mereka juga tidak mampu menyadari bahwa mereka itu tidak mampu. Mereka selalu merasa “saya mampu koq”, dan hasilnya adalah selalu kegagalan. Akhirnya semakin frustrasilah hidup mereka.
Fenomena seperti ini juga terjadi dalam dunia spiritual. kebanyakan kita sebagai orang kristen, tidaklah mampu mengenali betapa tidak berdayanya kita dan bahwa kita sangat rentan untuk gagal dalam perjalanan kerohanian kita. Kita merasa “saya melakukan hal yang benar koq” padahal apa yang dilakukannya adalah salah. Kita merasa “saya hebat koq, padahal dirinya sudah jatuh dalam dosa.
Kisah dalam matius 26:31-46 menunjukkan kita akan fenomena ini. Mat 26:31-35 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” (33) Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” (34) Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (35) Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
lihatlah betapa PD (percaya diri) nya mereka. Petrus berkata, biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali kali tidak. Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.”Dan semua murid yang lainpun berkata demikian juga.semua murid juga sama PD nya dengan Petrus. Orang orang ini tidak mampu, tetapi tidak menyadari ketidakmampuan mereka.
Ketidakmampuan mereka terbukti ketika mereka berada di Taman Getsemani.
Pertama, komitment untuk setia kepada Kristus tidaklah cukup untuk membuat kita setia.
Sumpah atau janji untuk setia kepada Kristus, tidaklah cukup untuk melindungi diri kita pada saat iman kita diuji. Murid murid sudah bertekad untuk tetap setia mengikuti Yesus. Kita mungkin menganggap bahwa Petrus dan murid murid yang lain terlalu cepat bersumpah bahwa mereka akan setia kepada Kristus. Janji setia mereka tidaklah salah. Janji untuk setia kepada Kristus haruslah kita lakukan. Hal ini penting seperti dikatakan oleh firman Tuhan dalam Amos 3:3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Sama halnya dengan muda mudi yangs edang berpacaran. Ketika mereka akan menikah, maka salah satu momen yang paling mengharukan omen pengucapan janji pernikahan di depan jemaat Tuhan. Ada jemaat yang ketika mengucapkan janji nikahnya sampai menangis dan tidak bisa melanjutkan janjinya itu beberapa saat lamanya. Janji pernikahan merupakan moment yang sangat penting, demikian pula janji untuk mengikuti Kristus juga adalah komitmen yang penting. Namun berapa banyak pasangan nikah yang kemudian bercerai dan tidak lagi menepati janji pernikahannya di hadapan Tuhan? berapa banyak orang kristen yang sudah mengucapkan janji setia kepada Kristus kemudian ternyata pindah agama, atau hidup dalam dosa dosa yang begitu mengerikan? Ketika pasangan nikah menyeleweng apakah itu berarti janji pernikahannya yang salah? apakah itu berarti salah ketika mereka mengucapkan janji nikah? TIDAK. pasangan nikah tidaklah salah ketika mereka mengucapkan janji pernikahan. Yang salah adalah mereka tidak mampu menepatinya. Demikian juga ketika murid murid Kristus mengucapkan janji untuk setia sampai mati, apakah mereka salah? Mereka tidaklah salah ketika mengucapkan janji untuk setia tersebut. Yang salah adalah mereka tidak mengetahui betapa rentang dan rapuhnya jiwa mereka. Mereka tidak mengetahui betapa lemahnya kerohanian emreka dan betapa kuatnya musuh yang akan menghancurkan mereka. Mereka tidak tahu kemampuan diri dan tidak mengenal kehebatan lawan, yakni kuasa kegelapan.
Tuhan yesus mengatakan kepada Petrus dalam Luk 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. Iblis menampi Petrus melalui seorang hamba perempuan yang “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.” Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia!”(Luk 22:57). Orang lain kemudian datang lagi dan berkata: “Engkau juga seorang dari mereka!” Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak!” Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: “Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.” Disitulah petrus menyangkali Kristus, Dia menyangkali kesetiaannya kepada Kristus. Murid murid yang lain ditampi oleh Iblis ketika pemimpin pemimpin agama datang ke taman getsemani, dimana mereka semuanya kabur.
Bagaimana dengan kita? setiap kita akan diicobai dengan cara yang berbeda. Mungkin itu kekecewaan, mungkin itu sakit yang tidak sembuh sembuh, mungkin itu masalah dalam pekerjaan kita. Dan seluruh masalah itu sudah membuat kita depresi dan merusak janji setia kita kepada Tuhan yang pernah kita ucapkan. Kita pernah berjanji untuk tidak meninggalkan Tuhan, namun masalah yang muncul membuat kita pikir pikir lagi mengenai janji itu. apakah saya tetap akan ikut Tuhan dan memegang janji saya? Hati kita tidak siap ketika menghadapi masalah besar. Janji setia kita dilanggar oleh kita ketika pencobaan itu datang. Sebenanrya bukanlah iblis yang membuat kita melanggar janji itu, tetapi hati kitalah yang tidak siap ketika menghadapi pencobaan tersebut. Kalau hati kita siap, maka bagaimanapun besar dan kuatnya pencobaan, kita akan tetap setia kepada Tuhan. Jadi janganlah meyalahkan orang lain, ketika saudara kemudian mundur dari pelayanan, mungur dari kesetiaanmu kepada Kristus. Iblis kah yang disalahkan ketika Petrus menyangkali Kristus? Pemimpin pemimpin agamakah yang disalahkah ketika Yudas menjual Tuhan Yesus kemudian gantung diri? enggak. Yang salah adalah hatinya Yudas yang tamak akan uang. Iblis tahu kelemahan Yudas ini, dan menjatuhkan Yudas dengan pencobaan uang.
Murid murid Kristus tidaklah salah ketika mereka mengatakan akan setia kepada Kristus. Namun janji setia memang tidaklah cuckup untuk mengahdapi pencobaan dalam oerjalanan iman suadara. Mereka yang dibaptis tidaklah salah ketika mengucapkan janji setianya untuk mengikut Kristus seumur hidupnya. Namun janji setia untuk mengikuit Kristus tidaklah cukup untuk mengikuit Kristus dengan setia seumur hidup.
Kedua, kita membutuhkan doa agar tetap setia kepada Kristus
Tak satupun murid yang mengira bahwa ujian terhadap jiwa mereka tidaklah datang ketika tentara datang ke taman getsemani. ujian terhadap iman mereka bukan ketika para pemimpin Yahudi datang ke getsemani. Ujian terhadap iman mmereka terjadi ketika Tuhan Yesus berjaga jaga dan berdoa. Di dalam taman getsemani inilah , ketika Tuhan Yesus berdoa, sangat menentukan kemenangan dan kekalahan.
di dalam Mat 26:37-38 dikatakan bahwa Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”Bisakah saudara membayangkan betapa besarnya penderitaan yang dialami oleh Kristus? Ketakutan yang besar menekan Dia begitu hebat, sehingga Dia mengeluarkan keringat darah. dalam Lukas 22:44 dituliskan bahwa Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Keringat manusia kalau dalam keadaan normal, biasanya tidak berwarna. Tapi beberapa orang bisa mengalami keringat darah. Ketakutan yang amat sangat atau stres yang maha besar diduga menjadi pemicu manusia mengeluarkan keringat darah.
Kasus orang yang mengalami keringat darah terbilang langka. Kondisi ini disebut dengan hematidrosis (sweat blood) yang pada beberapa kondisi tertentu bisa disebabkan oleh penyakit lain atau mengalami tekanan darah tinggi.
Dr Frederick Zugibe, ahli forensik dari New York menuturkan hematidrosis adalah salah satu efek samping yang ekstrem dari respons fight or flight. Sebagian besar terjadi ketika seseorang mengalami stres kecemasan atau ketakutan yang teramat dalam, seperti dikutip dari Howstuffworks, Sabtu (26/2/2011).
Kecemasan dan ketakutan yang begitu kuat bisa menyebabkan pembuluh darah kecil yang menyuplai ke kelenjar keringat menjadi ketat dan mengecil, sehingga ketika pembuluh darah melebar akan terjadi pendarahan.
Pada saat sedang stres umumnya keringat yang keluar akan lebih banyak, dan ketika pembuluh darah sudah melebar kembali maka keringat yang keluar di permukaan kulit akan bercampur dengan darah yang membuat orang menyebutnya keringat darah.
Berkeringat darah memang bisa menakutkan dan sangat langka. Tapi biasanya kondisi ini berkaitan dengan penyakit lain seperti hemochromatosis, yaitu kondisi bahaya
yang mana zat besi banyak terbentuk dan disimpan dalam tubuh sehingga membuat seseorang rentan terhadap hematidrosis.
Selain itu ada pula teori lain yang menyebutkan bahwa kecemasan atau ketakutan ekstrem yang dialami seseorang menyebabkan pelepasan suatu bahan kimia yang bisa
memecah kapiler di dalam kelenjar keringat. Akibatnya ada sejumlah kecil pendarahan sehingga keringat yang keluar disertai dengan darah.
Dr Zugibe menuturkan beberapa kasus terkait dengan hematidrosis dilaporkan terjadi ketika seseorang mengalami ketakutan menjelang hukuman eksekusi serta ada juga
akibat takut badai saat tengah berlayar.
Efek yang terjadi di tubuh terkait dengan hematidrosis ini meliputi kelemahan, dehidrasi ringan hingga sedang serta kecemasan tinggi yang membuat seseorang berkeringat hingga keringat darah.
kita bisa bayangkan betapa besarnya tekanan yang sedang dialami oleh Kristus, sehingga Dia mengeluarkan keringat darah. Penderitaan yang saudara dan saya alami tidaklah seberapa dibandingkan penderitaan yang Kristus alami.
apa yang dilakukan Tuhan Yesus dalam keadaan tertekan itu? Dia berdoa. Apakah yang menjadi doa Tuhan Yesus?
Dia meminta pertolongan Tuhan. Dalam matius 26:39 tercatat doa Tuhan Yesus, dimana Dia meminta:” seperti ini: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. Cawan yang mesti diminum Tuhan Yesus adalah murka Allah atas dosa dosa manusia. Sebuah cawan kematian yang mengerikan. Dan Tuhan Yesus sangatlah takut dengan cawan murka Allah itu. Ketakutan itu nyaris membunuh Dia di taman getsemani. Oleh sebab itulah Dia meminta kepada Allah agar ada jalan lain bagi penebusan dosa. Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu. Sangatlah wajar bagi kita ketika menghadapi cawan yang mematikan akan meminta kepada Allah supaya cawan itu djauhkan dari kita. Kita tidaklah salah jikalau kita membawa diri kita kepada anugerah Allah pada saat menghadapi masalah berat.Jikalau Allah tidak mendengarkan kita lagi, maka adalah tindakan bodoh kalau kita masih berseru minta tolong kepada Allah. Justru karena Allah masih mendengarkan kita, maka kita harus berdoa dan meminta kepadaNya. Mintakah sampai sesuatu terjadi. Kalau memang Tuhan belum mengatakan tidak, teruslah meminta kepada Allah. Katakanlah kepada Allah:” jikalau sekiranya mungkin, biarlah penyakit ini lalu dari pada-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah masalah ekonomi ini lalu dari pada-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah masalah ini lalu dari pada-Ku.
Ada seorang yang terkena kelenjar getah bening. Suatu hari dia merasa dijamah oleh Tuhan. kita tahu bahwa kelenjar getah bening ini adalah kanker yang sangat ganas. ada benjolan di mulut. sampai tidak bisa bicara. setelah kemo beberapa kali, dan pet scan, ternyata kankernya sudah hilang. Sudah bersih. sebelumnya dia sudah didesak oleh keluarga untuk pergi ke pemalang, ke orang pintar.
Berdoalah dengan pengharapan karena Allah selalu mendengarkan tangisan dari anak anakNya dan akan menarik cawan penderitaan itu dari kita
NAMUN, Jika cawan itu adalah bagian dari rencana Allah, maka saudara perlu berdoa seperti Tuhan Yesus yang mengatakan seperti ini:’ “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. (Mat 26:39). Jikalau memang cawan penderitaan kita tidak bisa lalu dna kita harus meminumnya, maka katakanlah kepada Tuhan ” jadilah kehendakMu. “. Ada banyak kematian yang juga dialami oleh orang orang kristen. Kematian atas mimpi mimpinya, kematian kesombongannya, kematian rencana rencanaNya, matinya keamananNya.
ketiga, Berdoalah sampai saudara dapat berserah kepada Tuhan
Di ayat 39 Tuhan Yesus berdoa, jikalau jika sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki. setelah berdoa, Tuhan Yesus kembali kepada murid muridNya dan mendapati mereka sedang tidur, Ia kemudian memebrikan pesan kepada Petrus agar berjaga jaga dan berdoa. Setelah itu, Tuhan Yesus kembali berdoa untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya. Doa Tuhan Yesus yang kedua kali dan yang ketiga sudah berubah. Doanya yang kedua berbunyi seperti ini di ayat 42 :’ Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu! Dalam doanya yang kedua, Tuhan Yesus tidak lagi memintya agar cawan itu lalu, melainkan Dia mengatakan: jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya jadilah kehendakMu. Perubahan doa yang seperti ini dihasilkan dari sebuah pergumuluan yang panjang. Hati kita memang keras dan sulit bagi kita untuk berserah kepada Tuhan. Kita sangat lambat tiba kepada doa seperti Tuhan Yesus yang mengatakan :” “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu! Berdoalah, sampai saudara tiba pada sebuah titik, dimana saudara berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan dapat mengatakan seperti ini: “Ya Bapa-Ku jikalau penyakit ini, masalah, penderitaan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!
Ibrani 5:7 Pada masa Yesus hidup di dunia ini, Ia berdoa dan memohon dengan teriakan dan tangis kepada Allah, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian. Dan karena Ia tunduk kepada Allah dengan penuh hormat, maka Ia didengarkan. Karena Kristus taat kepada Allah, maka Dia didengarkan. Titik balik dari sebuah doa adalah dari permohonan untuk dilepaskan kepada jadilah kehendakMu. titik balik dari sebuah doa adalah dari keinginanKu menjadi kehendakMu jadilah. Philip Yancey menuliskan: ketika Yesus berdoa agar diselamatkan dari murka Allah, Dia tidaklah diselamatkan dari murka allah, sebaliknya Dia menjadi keselamatan bagi dunia ini.
Haddon Robinson mengatakan seperti ini:” Dimanakah Yesus mencucurkan darah paling dahhsyat? Bukan di hadapan pengadilan Pilatus, juga bukan di bukit Golgota, tetapi di Taman getsemani. Seandainya saya berada di sana dan menyaksikan pergumulan Kristus, saya mungkin akan kuatir dengan masa depan karena ketika Dia putus asa, yang dia lakukan hanyalah berdoa. Saya mungkin akan mengatakan:’ apa yang akan Dia lakukan ketika menghadapi krisis yang sesungguhnya? Jikalau krisis yang seperti ini yang dia lakukan hanya berdoa, lalu bagaimana kalau tentara masuk dan menangkap Dia? mengapa Yesus tidaklah dengan tenang tidur menghadapi krisis ini seperti ketiga murid muridNya? Mengapa Dia tidak tidur saja menjelang krisis ini? seperti para murid yang juga tidur dengan tenangnya. Ternyata betul apa yang dilakukan oleh Kristus. KArena Dia berdoa, maka ketika krisis datang, Tuhan Yesus dapat dengan tenang naik ke atas kayu salib, sedangkan ketiga muridNya, lari dan jatuh dalam penyangkalan
keempat, Kemenangan Yesus di TAMAN GETSEMANI memberikan kita jaminan bahwa kita akan menerima pertolongan dalam pergmuluan pergumulan kita.
bagian yang sangat penting dalam kisha ini bukanlah kegagalan para murid tetapi kemenangan Kristus kketika Dia berserah kepada kehendak Allah. Ketika kita menghadapi malam malam yang gelap dari masalah masalah kita, maka kita daoat yakin bahwa Yesus kristus sendiri akan berjaga jaga dan berdoa dengan kita. Kita akan ditolong oleh Tuhan. Kita memang berdosa, selalu menantang kehendak Allah, tidak mau berserah kepada kehendak Allah. Kristus yang sudah mengalahkan dosa, akan dapat menolong kita untuk taat dan berserah kepada kehendak Allah. Tuhan Yesus akan menguatkan kita da;am kelemahan kita untuk taat kepada kehendak Tuhan
John George Carpenter adalah jenderal Bala Keselamatan. dia menceritana bagaimana anak perempuan mereka sakit tipes dalam ladang pelayanan misi. Mereka sudah berdoa selama 6 minggu. Akhirnya gadis cantik itu meninggal dunia. Pada pagi hari John Carpenter mengatakan kepada istrinya, kamu tahu, aku sadar dan merasakan ada ketenangan yang luar biasa dalam diriku. istrinya juga menjawab: aku merasakan hal yang sama. dan emreka berkata:’ pastilah ini adalah damai sejahtera dari Allah. Memang itulah damai sejahtera Allah yang melampaui akal dan pikiran.
Fenomena seperti ini juga terjadi dalam dunia spiritual. kebanyakan kita sebagai orang kristen, tidaklah mampu mengenali betapa tidak berdayanya kita dan bahwa kita sangat rentan untuk gagal dalam perjalanan kerohanian kita. Kita merasa “saya melakukan hal yang benar koq” padahal apa yang dilakukannya adalah salah. Kita merasa “saya hebat koq, padahal dirinya sudah jatuh dalam dosa.
Kisah dalam matius 26:31-46 menunjukkan kita akan fenomena ini. Mat 26:31-35 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: “Malam ini kamu semua akan tergoncang imanmu karena Aku. Sebab ada tertulis: Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai-berai. (32) Akan tetapi sesudah Aku bangkit, Aku akan mendahului kamu ke Galilea.” (33) Petrus menjawab-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak.” (34) Yesus berkata kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (35) Kata Petrus kepada-Nya: “Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.” Semua murid yang lainpun berkata demikian juga.
lihatlah betapa PD (percaya diri) nya mereka. Petrus berkata, biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali kali tidak. Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.”Dan semua murid yang lainpun berkata demikian juga.semua murid juga sama PD nya dengan Petrus. Orang orang ini tidak mampu, tetapi tidak menyadari ketidakmampuan mereka.
Ketidakmampuan mereka terbukti ketika mereka berada di Taman Getsemani.
Pertama, komitment untuk setia kepada Kristus tidaklah cukup untuk membuat kita setia.
Sumpah atau janji untuk setia kepada Kristus, tidaklah cukup untuk melindungi diri kita pada saat iman kita diuji. Murid murid sudah bertekad untuk tetap setia mengikuti Yesus. Kita mungkin menganggap bahwa Petrus dan murid murid yang lain terlalu cepat bersumpah bahwa mereka akan setia kepada Kristus. Janji setia mereka tidaklah salah. Janji untuk setia kepada Kristus haruslah kita lakukan. Hal ini penting seperti dikatakan oleh firman Tuhan dalam Amos 3:3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji? Sama halnya dengan muda mudi yangs edang berpacaran. Ketika mereka akan menikah, maka salah satu momen yang paling mengharukan omen pengucapan janji pernikahan di depan jemaat Tuhan. Ada jemaat yang ketika mengucapkan janji nikahnya sampai menangis dan tidak bisa melanjutkan janjinya itu beberapa saat lamanya. Janji pernikahan merupakan moment yang sangat penting, demikian pula janji untuk mengikuti Kristus juga adalah komitmen yang penting. Namun berapa banyak pasangan nikah yang kemudian bercerai dan tidak lagi menepati janji pernikahannya di hadapan Tuhan? berapa banyak orang kristen yang sudah mengucapkan janji setia kepada Kristus kemudian ternyata pindah agama, atau hidup dalam dosa dosa yang begitu mengerikan? Ketika pasangan nikah menyeleweng apakah itu berarti janji pernikahannya yang salah? apakah itu berarti salah ketika mereka mengucapkan janji nikah? TIDAK. pasangan nikah tidaklah salah ketika mereka mengucapkan janji pernikahan. Yang salah adalah mereka tidak mampu menepatinya. Demikian juga ketika murid murid Kristus mengucapkan janji untuk setia sampai mati, apakah mereka salah? Mereka tidaklah salah ketika mengucapkan janji untuk setia tersebut. Yang salah adalah mereka tidak mengetahui betapa rentang dan rapuhnya jiwa mereka. Mereka tidak mengetahui betapa lemahnya kerohanian emreka dan betapa kuatnya musuh yang akan menghancurkan mereka. Mereka tidak tahu kemampuan diri dan tidak mengenal kehebatan lawan, yakni kuasa kegelapan.
Tuhan yesus mengatakan kepada Petrus dalam Luk 22:31-32 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. Iblis menampi Petrus melalui seorang hamba perempuan yang “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.” Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia!”(Luk 22:57). Orang lain kemudian datang lagi dan berkata: “Engkau juga seorang dari mereka!” Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak!” Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: “Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.” Disitulah petrus menyangkali Kristus, Dia menyangkali kesetiaannya kepada Kristus. Murid murid yang lain ditampi oleh Iblis ketika pemimpin pemimpin agama datang ke taman getsemani, dimana mereka semuanya kabur.
Bagaimana dengan kita? setiap kita akan diicobai dengan cara yang berbeda. Mungkin itu kekecewaan, mungkin itu sakit yang tidak sembuh sembuh, mungkin itu masalah dalam pekerjaan kita. Dan seluruh masalah itu sudah membuat kita depresi dan merusak janji setia kita kepada Tuhan yang pernah kita ucapkan. Kita pernah berjanji untuk tidak meninggalkan Tuhan, namun masalah yang muncul membuat kita pikir pikir lagi mengenai janji itu. apakah saya tetap akan ikut Tuhan dan memegang janji saya? Hati kita tidak siap ketika menghadapi masalah besar. Janji setia kita dilanggar oleh kita ketika pencobaan itu datang. Sebenanrya bukanlah iblis yang membuat kita melanggar janji itu, tetapi hati kitalah yang tidak siap ketika menghadapi pencobaan tersebut. Kalau hati kita siap, maka bagaimanapun besar dan kuatnya pencobaan, kita akan tetap setia kepada Tuhan. Jadi janganlah meyalahkan orang lain, ketika saudara kemudian mundur dari pelayanan, mungur dari kesetiaanmu kepada Kristus. Iblis kah yang disalahkan ketika Petrus menyangkali Kristus? Pemimpin pemimpin agamakah yang disalahkah ketika Yudas menjual Tuhan Yesus kemudian gantung diri? enggak. Yang salah adalah hatinya Yudas yang tamak akan uang. Iblis tahu kelemahan Yudas ini, dan menjatuhkan Yudas dengan pencobaan uang.
Murid murid Kristus tidaklah salah ketika mereka mengatakan akan setia kepada Kristus. Namun janji setia memang tidaklah cuckup untuk mengahdapi pencobaan dalam oerjalanan iman suadara. Mereka yang dibaptis tidaklah salah ketika mengucapkan janji setianya untuk mengikut Kristus seumur hidupnya. Namun janji setia untuk mengikuit Kristus tidaklah cukup untuk mengikuit Kristus dengan setia seumur hidup.
Kedua, kita membutuhkan doa agar tetap setia kepada Kristus
Tak satupun murid yang mengira bahwa ujian terhadap jiwa mereka tidaklah datang ketika tentara datang ke taman getsemani. ujian terhadap iman mereka bukan ketika para pemimpin Yahudi datang ke getsemani. Ujian terhadap iman mmereka terjadi ketika Tuhan Yesus berjaga jaga dan berdoa. Di dalam taman getsemani inilah , ketika Tuhan Yesus berdoa, sangat menentukan kemenangan dan kekalahan.
di dalam Mat 26:37-38 dikatakan bahwa Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar, (38) lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”Bisakah saudara membayangkan betapa besarnya penderitaan yang dialami oleh Kristus? Ketakutan yang besar menekan Dia begitu hebat, sehingga Dia mengeluarkan keringat darah. dalam Lukas 22:44 dituliskan bahwa Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. Keringat manusia kalau dalam keadaan normal, biasanya tidak berwarna. Tapi beberapa orang bisa mengalami keringat darah. Ketakutan yang amat sangat atau stres yang maha besar diduga menjadi pemicu manusia mengeluarkan keringat darah.
Kasus orang yang mengalami keringat darah terbilang langka. Kondisi ini disebut dengan hematidrosis (sweat blood) yang pada beberapa kondisi tertentu bisa disebabkan oleh penyakit lain atau mengalami tekanan darah tinggi.
Dr Frederick Zugibe, ahli forensik dari New York menuturkan hematidrosis adalah salah satu efek samping yang ekstrem dari respons fight or flight. Sebagian besar terjadi ketika seseorang mengalami stres kecemasan atau ketakutan yang teramat dalam, seperti dikutip dari Howstuffworks, Sabtu (26/2/2011).
Kecemasan dan ketakutan yang begitu kuat bisa menyebabkan pembuluh darah kecil yang menyuplai ke kelenjar keringat menjadi ketat dan mengecil, sehingga ketika pembuluh darah melebar akan terjadi pendarahan.
Pada saat sedang stres umumnya keringat yang keluar akan lebih banyak, dan ketika pembuluh darah sudah melebar kembali maka keringat yang keluar di permukaan kulit akan bercampur dengan darah yang membuat orang menyebutnya keringat darah.
Berkeringat darah memang bisa menakutkan dan sangat langka. Tapi biasanya kondisi ini berkaitan dengan penyakit lain seperti hemochromatosis, yaitu kondisi bahaya
yang mana zat besi banyak terbentuk dan disimpan dalam tubuh sehingga membuat seseorang rentan terhadap hematidrosis.
Selain itu ada pula teori lain yang menyebutkan bahwa kecemasan atau ketakutan ekstrem yang dialami seseorang menyebabkan pelepasan suatu bahan kimia yang bisa
memecah kapiler di dalam kelenjar keringat. Akibatnya ada sejumlah kecil pendarahan sehingga keringat yang keluar disertai dengan darah.
Dr Zugibe menuturkan beberapa kasus terkait dengan hematidrosis dilaporkan terjadi ketika seseorang mengalami ketakutan menjelang hukuman eksekusi serta ada juga
akibat takut badai saat tengah berlayar.
Efek yang terjadi di tubuh terkait dengan hematidrosis ini meliputi kelemahan, dehidrasi ringan hingga sedang serta kecemasan tinggi yang membuat seseorang berkeringat hingga keringat darah.
kita bisa bayangkan betapa besarnya tekanan yang sedang dialami oleh Kristus, sehingga Dia mengeluarkan keringat darah. Penderitaan yang saudara dan saya alami tidaklah seberapa dibandingkan penderitaan yang Kristus alami.
apa yang dilakukan Tuhan Yesus dalam keadaan tertekan itu? Dia berdoa. Apakah yang menjadi doa Tuhan Yesus?
Dia meminta pertolongan Tuhan. Dalam matius 26:39 tercatat doa Tuhan Yesus, dimana Dia meminta:” seperti ini: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku. Cawan yang mesti diminum Tuhan Yesus adalah murka Allah atas dosa dosa manusia. Sebuah cawan kematian yang mengerikan. Dan Tuhan Yesus sangatlah takut dengan cawan murka Allah itu. Ketakutan itu nyaris membunuh Dia di taman getsemani. Oleh sebab itulah Dia meminta kepada Allah agar ada jalan lain bagi penebusan dosa. Jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu. Sangatlah wajar bagi kita ketika menghadapi cawan yang mematikan akan meminta kepada Allah supaya cawan itu djauhkan dari kita. Kita tidaklah salah jikalau kita membawa diri kita kepada anugerah Allah pada saat menghadapi masalah berat.Jikalau Allah tidak mendengarkan kita lagi, maka adalah tindakan bodoh kalau kita masih berseru minta tolong kepada Allah. Justru karena Allah masih mendengarkan kita, maka kita harus berdoa dan meminta kepadaNya. Mintakah sampai sesuatu terjadi. Kalau memang Tuhan belum mengatakan tidak, teruslah meminta kepada Allah. Katakanlah kepada Allah:” jikalau sekiranya mungkin, biarlah penyakit ini lalu dari pada-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah masalah ekonomi ini lalu dari pada-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah masalah ini lalu dari pada-Ku.
Ada seorang yang terkena kelenjar getah bening. Suatu hari dia merasa dijamah oleh Tuhan. kita tahu bahwa kelenjar getah bening ini adalah kanker yang sangat ganas. ada benjolan di mulut. sampai tidak bisa bicara. setelah kemo beberapa kali, dan pet scan, ternyata kankernya sudah hilang. Sudah bersih. sebelumnya dia sudah didesak oleh keluarga untuk pergi ke pemalang, ke orang pintar.
Berdoalah dengan pengharapan karena Allah selalu mendengarkan tangisan dari anak anakNya dan akan menarik cawan penderitaan itu dari kita
NAMUN, Jika cawan itu adalah bagian dari rencana Allah, maka saudara perlu berdoa seperti Tuhan Yesus yang mengatakan seperti ini:’ “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. (Mat 26:39). Jikalau memang cawan penderitaan kita tidak bisa lalu dna kita harus meminumnya, maka katakanlah kepada Tuhan ” jadilah kehendakMu. “. Ada banyak kematian yang juga dialami oleh orang orang kristen. Kematian atas mimpi mimpinya, kematian kesombongannya, kematian rencana rencanaNya, matinya keamananNya.
ketiga, Berdoalah sampai saudara dapat berserah kepada Tuhan
Di ayat 39 Tuhan Yesus berdoa, jikalau jika sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki. setelah berdoa, Tuhan Yesus kembali kepada murid muridNya dan mendapati mereka sedang tidur, Ia kemudian memebrikan pesan kepada Petrus agar berjaga jaga dan berdoa. Setelah itu, Tuhan Yesus kembali berdoa untuk kedua kalinya dan ketiga kalinya. Doa Tuhan Yesus yang kedua kali dan yang ketiga sudah berubah. Doanya yang kedua berbunyi seperti ini di ayat 42 :’ Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu! Dalam doanya yang kedua, Tuhan Yesus tidak lagi memintya agar cawan itu lalu, melainkan Dia mengatakan: jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya jadilah kehendakMu. Perubahan doa yang seperti ini dihasilkan dari sebuah pergumuluan yang panjang. Hati kita memang keras dan sulit bagi kita untuk berserah kepada Tuhan. Kita sangat lambat tiba kepada doa seperti Tuhan Yesus yang mengatakan :” “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu! Berdoalah, sampai saudara tiba pada sebuah titik, dimana saudara berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan dapat mengatakan seperti ini: “Ya Bapa-Ku jikalau penyakit ini, masalah, penderitaan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!
Ibrani 5:7 Pada masa Yesus hidup di dunia ini, Ia berdoa dan memohon dengan teriakan dan tangis kepada Allah, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian. Dan karena Ia tunduk kepada Allah dengan penuh hormat, maka Ia didengarkan. Karena Kristus taat kepada Allah, maka Dia didengarkan. Titik balik dari sebuah doa adalah dari permohonan untuk dilepaskan kepada jadilah kehendakMu. titik balik dari sebuah doa adalah dari keinginanKu menjadi kehendakMu jadilah. Philip Yancey menuliskan: ketika Yesus berdoa agar diselamatkan dari murka Allah, Dia tidaklah diselamatkan dari murka allah, sebaliknya Dia menjadi keselamatan bagi dunia ini.
Haddon Robinson mengatakan seperti ini:” Dimanakah Yesus mencucurkan darah paling dahhsyat? Bukan di hadapan pengadilan Pilatus, juga bukan di bukit Golgota, tetapi di Taman getsemani. Seandainya saya berada di sana dan menyaksikan pergumulan Kristus, saya mungkin akan kuatir dengan masa depan karena ketika Dia putus asa, yang dia lakukan hanyalah berdoa. Saya mungkin akan mengatakan:’ apa yang akan Dia lakukan ketika menghadapi krisis yang sesungguhnya? Jikalau krisis yang seperti ini yang dia lakukan hanya berdoa, lalu bagaimana kalau tentara masuk dan menangkap Dia? mengapa Yesus tidaklah dengan tenang tidur menghadapi krisis ini seperti ketiga murid muridNya? Mengapa Dia tidak tidur saja menjelang krisis ini? seperti para murid yang juga tidur dengan tenangnya. Ternyata betul apa yang dilakukan oleh Kristus. KArena Dia berdoa, maka ketika krisis datang, Tuhan Yesus dapat dengan tenang naik ke atas kayu salib, sedangkan ketiga muridNya, lari dan jatuh dalam penyangkalan
keempat, Kemenangan Yesus di TAMAN GETSEMANI memberikan kita jaminan bahwa kita akan menerima pertolongan dalam pergmuluan pergumulan kita.
bagian yang sangat penting dalam kisha ini bukanlah kegagalan para murid tetapi kemenangan Kristus kketika Dia berserah kepada kehendak Allah. Ketika kita menghadapi malam malam yang gelap dari masalah masalah kita, maka kita daoat yakin bahwa Yesus kristus sendiri akan berjaga jaga dan berdoa dengan kita. Kita akan ditolong oleh Tuhan. Kita memang berdosa, selalu menantang kehendak Allah, tidak mau berserah kepada kehendak Allah. Kristus yang sudah mengalahkan dosa, akan dapat menolong kita untuk taat dan berserah kepada kehendak Allah. Tuhan Yesus akan menguatkan kita da;am kelemahan kita untuk taat kepada kehendak Tuhan
John George Carpenter adalah jenderal Bala Keselamatan. dia menceritana bagaimana anak perempuan mereka sakit tipes dalam ladang pelayanan misi. Mereka sudah berdoa selama 6 minggu. Akhirnya gadis cantik itu meninggal dunia. Pada pagi hari John Carpenter mengatakan kepada istrinya, kamu tahu, aku sadar dan merasakan ada ketenangan yang luar biasa dalam diriku. istrinya juga menjawab: aku merasakan hal yang sama. dan emreka berkata:’ pastilah ini adalah damai sejahtera dari Allah. Memang itulah damai sejahtera Allah yang melampaui akal dan pikiran.
Mengatasi Program Not Respon
Saat menggunakan komputer, beberapa program yang telah dibuka seringkali mengalami not responding. Hal ini, memperlambat jalannya program lain karena menunggu program tersebut ditutup. Apabila proses gagal, Anda harus membuka Task Manager dengan Ctrl+Alt+Del. Pasti akan membuat Anda jengkel. Akan lebih baik jika program yang not responding secara otomatis tertutup dengan cepat. Berikut ini langkah-langkahnya:
1. Buka Regitry Editor
2. Pada window Registry Editor, klik HKEY_USERS > DEFAULT > ControlPanel > Desktop.
3. Lihat entry AutoEndTasks pada window sebelah kanan Apabila entry tersebut tidak ada, maka Anda harus membuat terlebih dahulu dengan langkah klik kanan mouse di sebelah kanan, pilih New > DWORD Value dan beri nama AutoEndTasks.
4. Klik dua kali entry tersebut, beri nilai 1 pada value Data.
5. Klik Ok, refresh ( F5 ), serta tutup registry dan restart komputer.
1. Buka Regitry Editor
2. Pada window Registry Editor, klik HKEY_USERS > DEFAULT > ControlPanel > Desktop.
3. Lihat entry AutoEndTasks pada window sebelah kanan Apabila entry tersebut tidak ada, maka Anda harus membuat terlebih dahulu dengan langkah klik kanan mouse di sebelah kanan, pilih New > DWORD Value dan beri nama AutoEndTasks.
4. Klik dua kali entry tersebut, beri nilai 1 pada value Data.
5. Klik Ok, refresh ( F5 ), serta tutup registry dan restart komputer.
Proyeksi Persprektif
Kata Perspektif berasal dari kata Itali Prospettiva yang berarti gambar pandangan. itu kataYohannes Suparyono judul bukunya…(ada di bawah).
untuk menghasilkan gambar dengan perspektif 1 titik hilang, objek ditempatkan sedemikian rupa sehingga 2 pasang tepi utamanya, sejajar dengan bisang gambar. dan 1 pasang tepi lainya tegak lurus terhadap bidang gambar. nah… 1 pasang tepi yang terakhir tadi akan mengumpul ke arah 1 titik hilang dalam perspektif
cara menggambarnya:
1. Gambarkan objek dan bidang gambar
2. Tentukan sumbu pandang dan baris cakrawala, maka otomatis titik lenyap didapatkan. Titik lenyap berasal dari pertemuan sumbu pandang dan garis cakrawala
3. Tentukan titik pandang menurut kedua sudut pandang (horisontal dan vertikal). Untuk sudut pandang horisontal selalu ditarik dari titik benda terjauh terhadap TL dengan kemiringan 30 derajat terhadap sumbu pandang. Kemudian sudut pandang vertikal dengan mengukur tinggi cakrawala dari sumbu pandang ke kiri dan ditarik garis dengan kemiringan 30 derajat terhadap sumbu pandang
4. Tentukan titik ukur dengan cara menarik garis dari titik pandang ke bidang gambar dengan kemiringa 45 derajat terhadap sumbu pandang
5. Dari setiap sudut bidang muka kubus ditarik garis menuju TL (titik lenyap).
6. kedalaman kubus diukur dari ukuran sisi kubus dan diletakkan disebelah kiri, kemudian ditarik menuju titik ukur yang berada di garis cakrawala
7. jadi deh =>
untuk menghasilkan gambar dengan perspektif 1 titik hilang, objek ditempatkan sedemikian rupa sehingga 2 pasang tepi utamanya, sejajar dengan bisang gambar. dan 1 pasang tepi lainya tegak lurus terhadap bidang gambar. nah… 1 pasang tepi yang terakhir tadi akan mengumpul ke arah 1 titik hilang dalam perspektif
cara menggambarnya:
1. Gambarkan objek dan bidang gambar
2. Tentukan sumbu pandang dan baris cakrawala, maka otomatis titik lenyap didapatkan. Titik lenyap berasal dari pertemuan sumbu pandang dan garis cakrawala
3. Tentukan titik pandang menurut kedua sudut pandang (horisontal dan vertikal). Untuk sudut pandang horisontal selalu ditarik dari titik benda terjauh terhadap TL dengan kemiringan 30 derajat terhadap sumbu pandang. Kemudian sudut pandang vertikal dengan mengukur tinggi cakrawala dari sumbu pandang ke kiri dan ditarik garis dengan kemiringan 30 derajat terhadap sumbu pandang
4. Tentukan titik ukur dengan cara menarik garis dari titik pandang ke bidang gambar dengan kemiringa 45 derajat terhadap sumbu pandang
5. Dari setiap sudut bidang muka kubus ditarik garis menuju TL (titik lenyap).
6. kedalaman kubus diukur dari ukuran sisi kubus dan diletakkan disebelah kiri, kemudian ditarik menuju titik ukur yang berada di garis cakrawala
7. jadi deh =>
Nilai Seni Kriya
Nilai Seni Kriya
Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, di antaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Eksistensinya menambah maraknya keindahan bumi pertiwi, bak mozaik seni budaya di persada nusantara. Kehadiran aneka produk kriya tradisional itu merupakan potensi yang membanggakan karena didalamnya mengandung kompleksitas nilai dan kompetensi, sesuai tingkat peradaban dan kehidupan insan pendukungnya sejak jaman prasejarah sampai jaman modern. Sesuai jiwa jamannya, produk kriya tradisional Indonesia mengandung muatan nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, budaya, spiritual, dan material yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat peradapan, kemajuan pola pikir, kesadaran, dan kepekaan rasa seseorang, berikut tingkat peradaban dan tataran hidup masyarakat pendukungnya.
Disadari, bahwa nilai-nilai yang di kandung produk seni kriya tradisional selalu mengalami perubahan dan perkembangan, mengalami kontinuitas dan dekontinuitas selaras dengan tuntutan perkembangan jaman, baik yang terjadi pada masa prasejarah, jaman purba, jaman madia, jaman modern, maupun pada era keterbukaan dan global. Ketika kehidupan manusia berada pada tataran hidup berpidah-pindah dengan kepercayaan animis dan dinamis, maka kehadiran seni kriya sangat bergayut dengan kondisi-kondisi kehidupan kala itu, demikian pula pada jaman purba, jaman madia, dan seterusnya.
Kehadiran seni kriya dapat dinyatakan sangat erat dengan peri kehidupan itu sendiri, seni kriya berasal dari masyarakat dan kembali untuk kepentingan mereka. Seni kriya berada di tengah masyarakat sebagai cabang seni yang membumi dan merakyat. Hal ini bukanlah sejenis slogan semata, tetapi hal itu adalah suatu kenyataan. Seperti diketahui,seni kriya hadir pada semua jenjang kehidupan masyarakat, baik di kalangan ekonomi lemah, ekonomi menengah, maupun ekonomi kuat. Umumnya masyarakat memerlukan kehadiran seni kriya di dalam kehidupan mereka, terutama sebagai sarana hidup untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Seni kriya pernah menjadi perangkat simbol status seseorang, seni kriya bisa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomi, dan seni kriya juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material maupun spiritual. Meningkatnya sarana hidup, membuka peluang berkembangnya seni kriya guna menjawab berbagai kepentinygan hidup, hal itu mempunyai pengaruh kuat terhadap eksistensi danperkembangannya. Seni kriya yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup itu memiliki peluang dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi unit usaha produksi yang bersifat industrial, sekaligus menjadi komuditas yang handal di bidang perdagangan. Hal ini terbukti banyak cabang seni kriya yang setelah melalui pembinaan serius berhasil memenuhi tuntutan pasar dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pendukungnya, bahkan mendatangkan devisa negara.
Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, di antaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Eksistensinya menambah maraknya keindahan bumi pertiwi, bak mozaik seni budaya di persada nusantara. Kehadiran aneka produk kriya tradisional itu merupakan potensi yang membanggakan karena didalamnya mengandung kompleksitas nilai dan kompetensi, sesuai tingkat peradaban dan kehidupan insan pendukungnya sejak jaman prasejarah sampai jaman modern. Sesuai jiwa jamannya, produk kriya tradisional Indonesia mengandung muatan nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, budaya, spiritual, dan material yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui tingkat peradapan, kemajuan pola pikir, kesadaran, dan kepekaan rasa seseorang, berikut tingkat peradaban dan tataran hidup masyarakat pendukungnya.
Disadari, bahwa nilai-nilai yang di kandung produk seni kriya tradisional selalu mengalami perubahan dan perkembangan, mengalami kontinuitas dan dekontinuitas selaras dengan tuntutan perkembangan jaman, baik yang terjadi pada masa prasejarah, jaman purba, jaman madia, jaman modern, maupun pada era keterbukaan dan global. Ketika kehidupan manusia berada pada tataran hidup berpidah-pindah dengan kepercayaan animis dan dinamis, maka kehadiran seni kriya sangat bergayut dengan kondisi-kondisi kehidupan kala itu, demikian pula pada jaman purba, jaman madia, dan seterusnya.
Kehadiran seni kriya dapat dinyatakan sangat erat dengan peri kehidupan itu sendiri, seni kriya berasal dari masyarakat dan kembali untuk kepentingan mereka. Seni kriya berada di tengah masyarakat sebagai cabang seni yang membumi dan merakyat. Hal ini bukanlah sejenis slogan semata, tetapi hal itu adalah suatu kenyataan. Seperti diketahui,seni kriya hadir pada semua jenjang kehidupan masyarakat, baik di kalangan ekonomi lemah, ekonomi menengah, maupun ekonomi kuat. Umumnya masyarakat memerlukan kehadiran seni kriya di dalam kehidupan mereka, terutama sebagai sarana hidup untuk mengangkat harkat dan martabatnya. Seni kriya pernah menjadi perangkat simbol status seseorang, seni kriya bisa menjadi produk industri yang memiliki nilai ekonomi, dan seni kriya juga berfungsi sebagai pemenuh kebutuhan material maupun spiritual. Meningkatnya sarana hidup, membuka peluang berkembangnya seni kriya guna menjawab berbagai kepentinygan hidup, hal itu mempunyai pengaruh kuat terhadap eksistensi danperkembangannya. Seni kriya yang sangat lekat dengan kebutuhan hidup itu memiliki peluang dan berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi unit usaha produksi yang bersifat industrial, sekaligus menjadi komuditas yang handal di bidang perdagangan. Hal ini terbukti banyak cabang seni kriya yang setelah melalui pembinaan serius berhasil memenuhi tuntutan pasar dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pendukungnya, bahkan mendatangkan devisa negara.
Maket Arsitektur
Pembuat Maket Arsitektur
Pembuat Maket Arsitektur
"Rumah Maket menerima pesanan maket arsitektur dan interior untuk miniatur properti maupun bangunan lainnya, dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau.
Kami menggunakan laser cutting machine dengan bahan acrylic. Paket termasuk lighting, pepohonan, dan detail lainnya."
Pembuat Maket Arsitektur
"Rumah Maket menerima pesanan maket arsitektur dan interior untuk miniatur properti maupun bangunan lainnya, dengan kualitas tinggi dan harga terjangkau.
Kami menggunakan laser cutting machine dengan bahan acrylic. Paket termasuk lighting, pepohonan, dan detail lainnya."
Jenis-Jenis Perspektif Dalam Menggambar
Jenis-Jenis Perspektif Dalam Menggambar
Untuk mengembangkan kemampuan visualnya, seorang mahasiswa Desain Interior harus membiasakan diri melihat sesuatu dalam keadaan perspektif dan berlatih menggambar bentuk kubus yang sederhana dengan menggunakan satu, dua dan tiga titik hilang.
Gambar kubus dalam perspektif dua titik akan terlihat terdistorsi ketika kedua titik hilang diletakkan terlalu berdekatan satu sama lain pada garis cakrawala (2). Kedua titik hilang tersebut harus diletakkan cukup berjauhan sehingga bagian depan pada kubus dapat membuat sudut 90o atau lebih namun tidak melebihi sudut 140o (3).
Pada perspektif dua titik, sudut terdepan atau garis vertikal paling depan pada suatu objek biasanya digunakan sebagai garis ukur vertikal. Garis ini bisa dimunculkan secara terskala dan kemudian digunakan untuk mengukur pembagian pada objek menuju ke titik hilang (4). Garis ukur vertikal memudahkan pengukuran secara akurat elemen-elemen vertikal pada gambar.
Untuk dimensi yang tidak dapat diukur pada bidang vertikal, beberapa cara sederhana dapat dilakukan. Salah satunya metode pengukuran proporsional dengan menggunakan garis diagonal untuk membagi bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang (5 dan 6). Setiap bidang empat persegi dapat dibagi sama bagian pada pertemuan dua garis diagonal. Pertemuan tersebut dihasilkan dari dua garis yang ditarik dari salah satu sudut ke sudut lainnya yang saling berhadapan, dan menunjukan lokasi tepat pada tengah-tengah bidang tersebut. Cara ini merupakan prinsip dasar pembagian ukuran pada sebuah objek dan dapat digunakan pada semua metode perspektif (satu, dua dan tiga titik hilang). Penggunaan diagonal juga pada penambahan, pemanjangan dan menduplikat gambar kotak pada perspektif (7 dan 8).
Bentuk lingkaran dan kurva tergambarkan elips pada gambar perspektif. Mengerti tentang elips dan bagaimana cara menggambarnya dapat membantu untuk membuat gambar perspektif terlihat sangat alami.
Bentuk kubus dalam gambar perspektif adalah cara yang paling efektif dalam menggambar menggunakan sistem kerja tebak yang sederhana. Dimulai dengan menggambar bentuk kubus yang sederhana dan menambahkan garis-garis diagonal untuk membagi jarak, akan mempermudah para mahasiswa untuk menggambar perspektif sistem kerja tebak.
Untuk mengembangkan kemampuan visualnya, seorang mahasiswa Desain Interior harus membiasakan diri melihat sesuatu dalam keadaan perspektif dan berlatih menggambar bentuk kubus yang sederhana dengan menggunakan satu, dua dan tiga titik hilang.
Gambar kubus dalam perspektif dua titik akan terlihat terdistorsi ketika kedua titik hilang diletakkan terlalu berdekatan satu sama lain pada garis cakrawala (2). Kedua titik hilang tersebut harus diletakkan cukup berjauhan sehingga bagian depan pada kubus dapat membuat sudut 90o atau lebih namun tidak melebihi sudut 140o (3).
Pada perspektif dua titik, sudut terdepan atau garis vertikal paling depan pada suatu objek biasanya digunakan sebagai garis ukur vertikal. Garis ini bisa dimunculkan secara terskala dan kemudian digunakan untuk mengukur pembagian pada objek menuju ke titik hilang (4). Garis ukur vertikal memudahkan pengukuran secara akurat elemen-elemen vertikal pada gambar.
Untuk dimensi yang tidak dapat diukur pada bidang vertikal, beberapa cara sederhana dapat dilakukan. Salah satunya metode pengukuran proporsional dengan menggunakan garis diagonal untuk membagi bentuk bujur sangkar dan empat persegi panjang (5 dan 6). Setiap bidang empat persegi dapat dibagi sama bagian pada pertemuan dua garis diagonal. Pertemuan tersebut dihasilkan dari dua garis yang ditarik dari salah satu sudut ke sudut lainnya yang saling berhadapan, dan menunjukan lokasi tepat pada tengah-tengah bidang tersebut. Cara ini merupakan prinsip dasar pembagian ukuran pada sebuah objek dan dapat digunakan pada semua metode perspektif (satu, dua dan tiga titik hilang). Penggunaan diagonal juga pada penambahan, pemanjangan dan menduplikat gambar kotak pada perspektif (7 dan 8).
Bentuk lingkaran dan kurva tergambarkan elips pada gambar perspektif. Mengerti tentang elips dan bagaimana cara menggambarnya dapat membantu untuk membuat gambar perspektif terlihat sangat alami.
Bentuk kubus dalam gambar perspektif adalah cara yang paling efektif dalam menggambar menggunakan sistem kerja tebak yang sederhana. Dimulai dengan menggambar bentuk kubus yang sederhana dan menambahkan garis-garis diagonal untuk membagi jarak, akan mempermudah para mahasiswa untuk menggambar perspektif sistem kerja tebak.
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA SEJAK PROKLAMASI
PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN
A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalath-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.
B. PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.
D. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN
1. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.
2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.
2. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih banyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis.
A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA
1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalath-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.
B. PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.
D. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA SEJAK PROKLAMASI HINGGA DEMOKRASI TERPIMPIN
1. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA
Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.
2. PERKEMBANGAN DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepala negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Dubes AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.
2. MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih banyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis.
UUD REPUBLIK INDONESIA 1945
UUD REPUBLIK INDONESIA 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. [1]
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
SEJARAH UUD REPUBLIK INDONESIA
* 1 Naskah Undang-Undang Dasar 1945
* 2 Sejarah
o 2.1 Sejarah Awal
o 2.2 Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
o 2.3 Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
o 2.4 Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
o 2.5 Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
o 2.6 Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
o 2.7 Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
o 2.8 Periode UUD 1945 Amandemen
PERIODISASI KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Periodisasi Berlakunya UUD di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD ‘45, adalah konstitusi negara Republik Indonesia saat ini.
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan UUD RIS atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal (RIS) menjadi negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. [1]
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.
SEJARAH UUD REPUBLIK INDONESIA
* 1 Naskah Undang-Undang Dasar 1945
* 2 Sejarah
o 2.1 Sejarah Awal
o 2.2 Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
o 2.3 Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
o 2.4 Periode UUDS 1950 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
o 2.5 Periode kembalinya ke UUD 1945 5 Juli 1959-1966
o 2.6 Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
o 2.7 Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
o 2.8 Periode UUD 1945 Amandemen
PERIODISASI KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
Periodisasi Berlakunya UUD di Indonesia
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD ‘45, adalah konstitusi negara Republik Indonesia saat ini.
UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia Serikat, atau lebih dikenal dengan UUD RIS atau Konstitusi RIS adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia Serikat sejak tanggal 27 Desember 1949 (yakni tanggal diakuinya kedaulatan Indonesia dalam bentuk RIS) hingga diubahnya kembali bentuk negara federal (RIS) menjadi negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950.
Sejak tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi yang berlaku di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau dikenal dengan sebutan UUDS 1950.
Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Masyrakat madani
Masyarakat Madani
Pendahuluan
Masyarakat madani, yang merupakan kata lain dari masyarakat sipil (civil society), kata ini sangat sering disebut sejak kekuatan otoriter orde baru tumbang selang satu tahun ini. Malah cenderung terjadi sakralisasi pada kata itu seolah implementasinya mampu memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa kita. Kecenderungan sakralisasi berpotensi untuk menambah derajat kefrustasian yang lebih mendalam dalam masyarakat bila terjadi kesenjangan antara realisasi dengan harapan. Padahal kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara lain, kesalahan mengkonsepsi dan juga pada saat manarik parameter-parameter ketercapaian.
Saat ini gejala itu sudah ada, sehingga kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka menjadi sangat penting dalam kerangka pendidikan politik bagi masyarakat luas.
Masyarakat Sipil Vs Militer
Dalam tataran praktis sementara orang melihat, masyarakat madani dianggap sebagai institusi sosial yang mampu mengkoreksi kekuatan “militer “ yang otoriter. Dalam arti lain masyarakat sipil memiliki konotasi sebagai antitesa dari masyarakat militer. Oleh sebab itu eksistensi masyarakat sipil selalu dianggap berjalan linier dengan penggugatan Dwi Fungsi ABRI. Dengan begitu menurut yang pro pada pemikiran ini, konsep Indonesia baru yang dicita-citakan merupakan masyarakat tanpa pengaruh dan dominasi kekuatan militer. Maka dengan demikian dinamika kehidupan sosial dan politik harus memiliki garis batas pemisah yang jelas dengan dinamika pertahanan dan keamanan.
Koreksi kritis terhadap peran sosial ABRI bagi sementara orang merupakan keharusan sejarah setelah melihat betapa rezim lama memposisikan ABRI sebagai “backing” untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelompok ekonomi kuat tertentu yang memiliki akses bagi penguatan legitimasi politik Soeharto. Sementara mereka tidak melihat komitmen yang sebanding untuk fungsi substansialnya yakni pertahanan dan keamanan.
Berlanjutnya kerusuhan di beberapa tempat dan terancamnya rasa aman masyarakat, serta kekurangprofesionalan dalam teknik penanganan pada kasus-kasus politik tertentu merupakan bukti kuat bahwa militer tidak cukup memiliki kecakapan pada fungsi utamanya. Maka sangat wajar bila kader-kader militer dipersilahkan untuk hengkang dari posisi eksekutif dan legislatif, ke tempat yang lebih fungsional yakni barak-barak.
Kekurangsetujuan terhadap implementasi Dwi Fungsi ABRI, khususnya tugas kekaryaan, sebenarnya syah-syah saja namun masalahnya apakah masyarakat madani tepat bila hanya dipersepsikan sebagai bentuk peminggiran peran militer. Kebutuhan untuk keluar dari rasa takut akibat distorsi peran militer selama masa orde baru menyebabkan terjadinya proses kristalisasi konsep masyarakat madani yang berbeda dengan konsep bakunya. Dengan kata lain telah terjadi gejala “contradictio internemis” pada wacana masyarakat madani dalam masyarakat kita dewasa ini.
Masyarakat Sipil Vs Negara
Masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society) dalam wacana baku ilmu sosial pada dasarnya dipahami sebagai antitesa dari “masyarakat politik” atau negara. Pemikiran itu dapat dilacak dari pendapatnya Hobbes, Locke, Montesquieu, Hegel, Marx, Gramsci dan lain-lain. Pemikiran mengenai masyarakat sipil tumbuh dan berkembang sebagai bentuk koreksi radikal kepada eksistensi negara karena peranannya yang cenderung menjadi alat kapitalisme.
Substansi pembahasannya terletak pada penggugatan hegemoni negara dalam melanggengkan kekuatan kelompok kapitalis dengan memarjinalkan peran masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah kekuatan non-pemerintah yang mampu mengimbangi dan mencegah kekuatan negara untuk mengurangi tekanan-tekanan yang tidak adil kepada rakyatnya. Akan tetapi di sisi lain, mendukung peran pemerintah dalam menjadi juru damai dan penjaga keamanan dari kemungkinan konflik-konflik antar kepentingan dalam masyarakat.
Dengan kata lain perlu adanya reposisi struktural dan kultural antar komponen dalam masyarakat, sederhananya, “serahkan urusan rakyat pada rakyat, dan posisikan pemerintah sebagai pejaga malam”.
Penggugatan peran pemerintah oleh rakyat dalam konstelasi sosial di Indonesia bukan sama sekali baru. Bob S.Hadiwinata (1999) mencatat sejarah panjang gerakan sosial di Indonesia, yakni sejak abad ke-19 sampai masa orde baru. Menurutnya pemerintahan orde baru, Soeharto, telah “berhasil” mengangkangi hak-hak sipil selama 32 tahun, dengan apa yang ia sebut “tiga strategi utama”. Dan selama itu pula proses marjinalisasi hak-hak rakyat terus berlangsung, untuk kepentingan sekelompok pengusaha kroninya, dengan bermodalkan slogan dan jargon “pembangunan”.
Celakanya rembesan semangatnya sampai pada strata pemerintahan yang paling bawah. Camat, lurah, sampai ketua RT pun lebih fasih melantunkan slogan dan jargon yang telah dipola untuk kepentingan ekonomi kuat. Tetapi sementara mereka menjadi gagap dalam mengaksentuasikan kepentingan rakyatnya sendiri. Maka yang terjadi, pasar yang telah mentradisonal menghidupi ribuan masyarakat kecil di bongkar untuk dijadikan mall atau pasar swalayan. Demikian pula, sawah dan kebun petani berubah fungsi menjadi lapangan golf. Perubahan yang terjadi di luar jangkauan kebutuhan dan pemikiran masyarakat karena mekanisme musyawarah lebih banyak didengungkan di ruang penataran ketimbang dalam komunikasi sosial.
Masyarakat Peradaban dan Jahiliyah
Umat Islam telah memperkenalkan konsep masyarakat peradaban, masyarakat madani, atau civil society, adalah Nabi Muhammad, Rosullullah s.a.w sendiri yang memberikan teladan ke arah pembentukan masyarakat peradaban tersebut. Setelah perjuangan di kota Makkah tidak menunjukkan hasil yang berarti, Allah telah menunjuk sebuah kota kecil, yang selanjutnya kita kenal dengan Madinah, untuk dijadikan basis perjuangan menuju masyarakat peradaban yang dicita-citakan. Di kota itu Nabi meletakan dasar-dasar masyarakat madani yakni kebebasan. Untuk meraih kebebasan, khususnya di bidang agama, ekonomi, sosial dan politik, Nabi diijinkan untuk memperkuat diri dengan membangun kekuatan bersenjata untuk melawan musuh peradaban. Hasil dari proses itu dalam sepuluh tahun, beliau berhasil membangun sebuah tatanan masyarakat yang berkeadilan, terbuka dan demokratis dengan dilandasi ketaqwaan dan ketaatan kepada ajaran Islam. Salah satu yang utama dalam tatanan masyarakat ini adalah pada penekanan pola komunikasi yang menyandarkan diri pada konsep egaliterian pada tataran horizontal dan konsep ketaqwaan pada tataran vertikal. Nurcholis Madjid (1999:167-168) menyebut dengan semangat rabbaniyah atau ribbiyah sebagai landasan vertikal, sedangkan semangat insyanyah atau basyariah yang melandasi komunikasi horizontal.
Sistem sosial madani ala Nabi s.a.w memiliki ciri unggul, yakni kesetaraan, istiqomah, mengutamakan partisipasi, dan demokratisasi. Esensi ciri unggul tetap relavan dalam konteks waktu dan tempat berbeda, sehingga pada dasarnya prinsip itu layak diterapkan apalagi di Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim tanpa mengusik kepentingan dan keyakinan kelompok minoritas. Mengenai hal yang terakhir ini Nabi s.a.w telah memberi cotoh yang tepat, bagaimana sebaiknya memperlakukan kelompok minoritas ini.
Mungkinkah terwujud?
Berdasarkan kajian di atas masyarakat madani pada dasarnya adalah sebuah komunitas sosial dimana keadilan dan kesetaraan menjadi fundamennya. Muara dari pada itu adalah pada demokratisasi, yang dibentuk sebagai akibat adanya partisipasi nyata anggota kelompok masyarakat. Sementara hukum diposisikan sebagai satu-satunya alat pengendalian dan pengawasan perilaku masyarakat. Dari definisi itu maka karakteristik masyarakat madani, adalah ditemukannya fenomena, (a) demokratisasi, (b) partisipasi sosial, dan (c) supremasi hukum; dalam masyarakat.
Pertama, sehubungan dengan karakteristik pertama yakni demokratisasi, menurut Neera Candoke (1995:5-5) social society berkaitan dengan public critical rational discource yang secara ekplisit mempersyaratkan tumbuhnya demokrasi. Dalam kerangka itu hanya negara yang demokratis yang menjamin masyarakat madani. Pelaku politik dalam suatu negara (state) cenderung menyumbat masyarakat sipil, mekanisme demokrasi lah yang memiliki kekuatan untuk mengkoreksi kecenderungan itu. Sementara itu untuk tumbuhnya demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran berpribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut dalam konstatasi relatif memiliki linearitas dengan kesediaan untuk menerima dan memberi secara berimbang. Maka dalam konteks itu, mekanisme demokrasi antar komponen bangsa, terutama pelaku praktis politik, merupakan bagian yang terpenting dalam menuju masyarakat yang dicita-citakan tersebut.
Kedua, partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik untuk terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi bilamana tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesa dari sebuah masyarakat madani adalah tirani yang memasung secara kultural maupun struktural kehidupan bangsa. Dan menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumentasi sosialnya. Sehingga masyarakat pada umumnya tidak memiliki daya yang berarti untuk memulai sebuah perubahan, dan tidak ada tempat yang cukup luang untuk mengekpresikan partisipasinya dalam proses perubahan.
Tirani seperti inilah, berdasarkan catatan sejarah, menjadi simbol-simbol yang dihadapi secara permanen gerakan masyarakat sipil. Mereka senantiasa berusaha keras mempertahankan status quo tanpa memperdulikan rasa keadilan yang berkembang dalam masyarakat. Pada masa orde baru cara-cara mobilisasi sosial lebih banyak dipakai ketimbang partisipasi sosial, sehingga partisipasi masyarakat menjadi bagian yang hilang di hampir seluruh proses pembangunan yang terjadi. Namun kemudian terbukti pemasungan partisipasi secara akumulatif berakibat fatal terhadap keseimbangan sosial politik, masyarakat yang kian cerdas menjadi sulit ditekan, dan berakhir dengan protes-protes sosial serta pada gilirannya menurunnya kepercayaan masyarakat kepada sistem yang berlaku. Dengan demikian jelaslah terbukti bahwa partisipasi merupakan karakteristik yang harus ada dalam masyarakat madani. Demokrasi tanpa adanya partisipasi akan menyebabkan berlangsungnya demokrasi pura-pura atau pseudo democratic sebagaimana demokrasi yang dijalankan rezim orde baru.
Ketiga, penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Al-Qur’an menegaskan bahwa menegakan keadilan adalah perbuatan yang paling mendekati taqwa (Q.s. Al Maidah:5-8). Dengan demikian keadilan harus diposisikan secara netral, dalam artian, tidak ada yang harus dikecualikan untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi bilamana terdapat komitmen yang kuat diantara komponen bangsa untuk iklas mengikatkan diri dengan sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok lain yang lebih minoritas. Demikian pula partisipasi tanpa diimbangi dengan menegakkan hukum akan membentuk masyarakat tanpa kendali (laissez faire).
Dengan demikian semakin jelas bahwa masyarakat madani merupakan bentuk sinergitas dari pengakuan hak-hak untuk mengembangkan demokrasi yang didasari oleh kesiapan dan pengakuan pada partisipasi rakyat, dimana dalam implentasi kehidupan peran hukum stategis sebagai alat pengendalian dan pengawasan dalam masyarakat. Namun timbul pertanyaan sejauh mana kesiapan bangsa Indonesia memasuki masyarakat seperti itu.
Penutup
Seperti telah dikemukakan di atas, masyarakat madani membutuhkan institusi sosial, non-pemerintahan, yang independen yang menjadi kekuatan penyeimbang dari negara. Posisi itu dapat ditempati organisasi masyarakat, maupun organisasi sosial politik bukan pemenang pemilu, maupun kekuatan-kekuatan terorganisir lainnya yang ada di masyarakat. Akan tetapi institusi tersebut selama orde baru relatif dikerdilkan dalam arti lebih sering berposisi sebagai corong kepentingan kekuasaan ketimbang menjadi kekuatan swadaya masyarakat.
Hegemoni kekuasaan demikian kuat sehingga kekuatan ril yang ada di masyarakat demikian terpuruk. Padahal merekalah yang sebenarnya yang diharapkan menjadi lokomotif untuk mewujudkan masyarakat madani. Ada memang beberapa LSM yang secara konsisten memainkan peranan otonomnya akan tetapi jumlahnya belum signifikan dengan jumlah rakyat Indonesia yang selain berjumlah besar juga terfragmentasi secara struktural maupun kultural. Fragmentasi sosial dan ekonomi seperti itu sangat sulit mewujudkan masyarakat dengan visi kemandirian yang sama. Padahal untuk duduk sama rendah berdiri sama tinggi membutuhkan kesamaan visi dan kesadaran independensi yang tinggi. Dengan demikian boleh jadi masyarakat peradaban yang kita cita-citakan masih membutuhkan proses yang panjang. Dan boleh jadi hanya impian manakala pro status quo tetap berkuasa.
Kepustakaan:
Bob S.Hadiwinata, “Masyarakat Sipil Indonesia: Sejarah, Kelangsungan, dan Transformasinya”, dalam Wacana (Jurnal Ilmu Sosial Transformatif). Edisi 1.Vo.1,1999.
Craig Calhoun, “Social Theory of the Politics of Identity”, Blackwell Publihers, USA,1994.
Nezar Patria, dan Andi Arief, “Antonio Gramci: Negara dan Hegemoni”, Pustaka Pelajar 1999.
Neera Chandoke, “State and Civil Society: Exploration in Political Theory”. New Delhi dan London: Sage Publication,1955.
Nico Schulte Nordholt, “Menyokong Civil Society dalam era Kegelisahan”, dalam Mengenang Y.B. Mangunwijaya, Sindhunata (eds.).Kanisius, 1999.
Nurcholis Madjid, “ Cita-cita Politik Islam Era Reformasi”, Paramadina, 1999.
Pendahuluan
Masyarakat madani, yang merupakan kata lain dari masyarakat sipil (civil society), kata ini sangat sering disebut sejak kekuatan otoriter orde baru tumbang selang satu tahun ini. Malah cenderung terjadi sakralisasi pada kata itu seolah implementasinya mampu memberi jalan keluar untuk masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa kita. Kecenderungan sakralisasi berpotensi untuk menambah derajat kefrustasian yang lebih mendalam dalam masyarakat bila terjadi kesenjangan antara realisasi dengan harapan. Padahal kemungkinan untuk itu sangat terbuka, antara lain, kesalahan mengkonsepsi dan juga pada saat manarik parameter-parameter ketercapaian.
Saat ini gejala itu sudah ada, sehingga kebutuhan membuat wacana ini lebih terbuka menjadi sangat penting dalam kerangka pendidikan politik bagi masyarakat luas.
Masyarakat Sipil Vs Militer
Dalam tataran praktis sementara orang melihat, masyarakat madani dianggap sebagai institusi sosial yang mampu mengkoreksi kekuatan “militer “ yang otoriter. Dalam arti lain masyarakat sipil memiliki konotasi sebagai antitesa dari masyarakat militer. Oleh sebab itu eksistensi masyarakat sipil selalu dianggap berjalan linier dengan penggugatan Dwi Fungsi ABRI. Dengan begitu menurut yang pro pada pemikiran ini, konsep Indonesia baru yang dicita-citakan merupakan masyarakat tanpa pengaruh dan dominasi kekuatan militer. Maka dengan demikian dinamika kehidupan sosial dan politik harus memiliki garis batas pemisah yang jelas dengan dinamika pertahanan dan keamanan.
Koreksi kritis terhadap peran sosial ABRI bagi sementara orang merupakan keharusan sejarah setelah melihat betapa rezim lama memposisikan ABRI sebagai “backing” untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelompok ekonomi kuat tertentu yang memiliki akses bagi penguatan legitimasi politik Soeharto. Sementara mereka tidak melihat komitmen yang sebanding untuk fungsi substansialnya yakni pertahanan dan keamanan.
Berlanjutnya kerusuhan di beberapa tempat dan terancamnya rasa aman masyarakat, serta kekurangprofesionalan dalam teknik penanganan pada kasus-kasus politik tertentu merupakan bukti kuat bahwa militer tidak cukup memiliki kecakapan pada fungsi utamanya. Maka sangat wajar bila kader-kader militer dipersilahkan untuk hengkang dari posisi eksekutif dan legislatif, ke tempat yang lebih fungsional yakni barak-barak.
Kekurangsetujuan terhadap implementasi Dwi Fungsi ABRI, khususnya tugas kekaryaan, sebenarnya syah-syah saja namun masalahnya apakah masyarakat madani tepat bila hanya dipersepsikan sebagai bentuk peminggiran peran militer. Kebutuhan untuk keluar dari rasa takut akibat distorsi peran militer selama masa orde baru menyebabkan terjadinya proses kristalisasi konsep masyarakat madani yang berbeda dengan konsep bakunya. Dengan kata lain telah terjadi gejala “contradictio internemis” pada wacana masyarakat madani dalam masyarakat kita dewasa ini.
Masyarakat Sipil Vs Negara
Masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society) dalam wacana baku ilmu sosial pada dasarnya dipahami sebagai antitesa dari “masyarakat politik” atau negara. Pemikiran itu dapat dilacak dari pendapatnya Hobbes, Locke, Montesquieu, Hegel, Marx, Gramsci dan lain-lain. Pemikiran mengenai masyarakat sipil tumbuh dan berkembang sebagai bentuk koreksi radikal kepada eksistensi negara karena peranannya yang cenderung menjadi alat kapitalisme.
Substansi pembahasannya terletak pada penggugatan hegemoni negara dalam melanggengkan kekuatan kelompok kapitalis dengan memarjinalkan peran masyarakat pada umumnya. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah kekuatan non-pemerintah yang mampu mengimbangi dan mencegah kekuatan negara untuk mengurangi tekanan-tekanan yang tidak adil kepada rakyatnya. Akan tetapi di sisi lain, mendukung peran pemerintah dalam menjadi juru damai dan penjaga keamanan dari kemungkinan konflik-konflik antar kepentingan dalam masyarakat.
Dengan kata lain perlu adanya reposisi struktural dan kultural antar komponen dalam masyarakat, sederhananya, “serahkan urusan rakyat pada rakyat, dan posisikan pemerintah sebagai pejaga malam”.
Penggugatan peran pemerintah oleh rakyat dalam konstelasi sosial di Indonesia bukan sama sekali baru. Bob S.Hadiwinata (1999) mencatat sejarah panjang gerakan sosial di Indonesia, yakni sejak abad ke-19 sampai masa orde baru. Menurutnya pemerintahan orde baru, Soeharto, telah “berhasil” mengangkangi hak-hak sipil selama 32 tahun, dengan apa yang ia sebut “tiga strategi utama”. Dan selama itu pula proses marjinalisasi hak-hak rakyat terus berlangsung, untuk kepentingan sekelompok pengusaha kroninya, dengan bermodalkan slogan dan jargon “pembangunan”.
Celakanya rembesan semangatnya sampai pada strata pemerintahan yang paling bawah. Camat, lurah, sampai ketua RT pun lebih fasih melantunkan slogan dan jargon yang telah dipola untuk kepentingan ekonomi kuat. Tetapi sementara mereka menjadi gagap dalam mengaksentuasikan kepentingan rakyatnya sendiri. Maka yang terjadi, pasar yang telah mentradisonal menghidupi ribuan masyarakat kecil di bongkar untuk dijadikan mall atau pasar swalayan. Demikian pula, sawah dan kebun petani berubah fungsi menjadi lapangan golf. Perubahan yang terjadi di luar jangkauan kebutuhan dan pemikiran masyarakat karena mekanisme musyawarah lebih banyak didengungkan di ruang penataran ketimbang dalam komunikasi sosial.
Masyarakat Peradaban dan Jahiliyah
Umat Islam telah memperkenalkan konsep masyarakat peradaban, masyarakat madani, atau civil society, adalah Nabi Muhammad, Rosullullah s.a.w sendiri yang memberikan teladan ke arah pembentukan masyarakat peradaban tersebut. Setelah perjuangan di kota Makkah tidak menunjukkan hasil yang berarti, Allah telah menunjuk sebuah kota kecil, yang selanjutnya kita kenal dengan Madinah, untuk dijadikan basis perjuangan menuju masyarakat peradaban yang dicita-citakan. Di kota itu Nabi meletakan dasar-dasar masyarakat madani yakni kebebasan. Untuk meraih kebebasan, khususnya di bidang agama, ekonomi, sosial dan politik, Nabi diijinkan untuk memperkuat diri dengan membangun kekuatan bersenjata untuk melawan musuh peradaban. Hasil dari proses itu dalam sepuluh tahun, beliau berhasil membangun sebuah tatanan masyarakat yang berkeadilan, terbuka dan demokratis dengan dilandasi ketaqwaan dan ketaatan kepada ajaran Islam. Salah satu yang utama dalam tatanan masyarakat ini adalah pada penekanan pola komunikasi yang menyandarkan diri pada konsep egaliterian pada tataran horizontal dan konsep ketaqwaan pada tataran vertikal. Nurcholis Madjid (1999:167-168) menyebut dengan semangat rabbaniyah atau ribbiyah sebagai landasan vertikal, sedangkan semangat insyanyah atau basyariah yang melandasi komunikasi horizontal.
Sistem sosial madani ala Nabi s.a.w memiliki ciri unggul, yakni kesetaraan, istiqomah, mengutamakan partisipasi, dan demokratisasi. Esensi ciri unggul tetap relavan dalam konteks waktu dan tempat berbeda, sehingga pada dasarnya prinsip itu layak diterapkan apalagi di Indonesia yang mayoritas berpenduduk muslim tanpa mengusik kepentingan dan keyakinan kelompok minoritas. Mengenai hal yang terakhir ini Nabi s.a.w telah memberi cotoh yang tepat, bagaimana sebaiknya memperlakukan kelompok minoritas ini.
Mungkinkah terwujud?
Berdasarkan kajian di atas masyarakat madani pada dasarnya adalah sebuah komunitas sosial dimana keadilan dan kesetaraan menjadi fundamennya. Muara dari pada itu adalah pada demokratisasi, yang dibentuk sebagai akibat adanya partisipasi nyata anggota kelompok masyarakat. Sementara hukum diposisikan sebagai satu-satunya alat pengendalian dan pengawasan perilaku masyarakat. Dari definisi itu maka karakteristik masyarakat madani, adalah ditemukannya fenomena, (a) demokratisasi, (b) partisipasi sosial, dan (c) supremasi hukum; dalam masyarakat.
Pertama, sehubungan dengan karakteristik pertama yakni demokratisasi, menurut Neera Candoke (1995:5-5) social society berkaitan dengan public critical rational discource yang secara ekplisit mempersyaratkan tumbuhnya demokrasi. Dalam kerangka itu hanya negara yang demokratis yang menjamin masyarakat madani. Pelaku politik dalam suatu negara (state) cenderung menyumbat masyarakat sipil, mekanisme demokrasi lah yang memiliki kekuatan untuk mengkoreksi kecenderungan itu. Sementara itu untuk tumbuhnya demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran berpribadi, kesetaraan, dan kemandirian. Syarat-syarat tersebut dalam konstatasi relatif memiliki linearitas dengan kesediaan untuk menerima dan memberi secara berimbang. Maka dalam konteks itu, mekanisme demokrasi antar komponen bangsa, terutama pelaku praktis politik, merupakan bagian yang terpenting dalam menuju masyarakat yang dicita-citakan tersebut.
Kedua, partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang baik untuk terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi bilamana tersedia iklim yang memungkinkan otonomi individu terjaga. Antitesa dari sebuah masyarakat madani adalah tirani yang memasung secara kultural maupun struktural kehidupan bangsa. Dan menempatkan cara-cara manipulatif dan represif sebagai instrumentasi sosialnya. Sehingga masyarakat pada umumnya tidak memiliki daya yang berarti untuk memulai sebuah perubahan, dan tidak ada tempat yang cukup luang untuk mengekpresikan partisipasinya dalam proses perubahan.
Tirani seperti inilah, berdasarkan catatan sejarah, menjadi simbol-simbol yang dihadapi secara permanen gerakan masyarakat sipil. Mereka senantiasa berusaha keras mempertahankan status quo tanpa memperdulikan rasa keadilan yang berkembang dalam masyarakat. Pada masa orde baru cara-cara mobilisasi sosial lebih banyak dipakai ketimbang partisipasi sosial, sehingga partisipasi masyarakat menjadi bagian yang hilang di hampir seluruh proses pembangunan yang terjadi. Namun kemudian terbukti pemasungan partisipasi secara akumulatif berakibat fatal terhadap keseimbangan sosial politik, masyarakat yang kian cerdas menjadi sulit ditekan, dan berakhir dengan protes-protes sosial serta pada gilirannya menurunnya kepercayaan masyarakat kepada sistem yang berlaku. Dengan demikian jelaslah terbukti bahwa partisipasi merupakan karakteristik yang harus ada dalam masyarakat madani. Demokrasi tanpa adanya partisipasi akan menyebabkan berlangsungnya demokrasi pura-pura atau pseudo democratic sebagaimana demokrasi yang dijalankan rezim orde baru.
Ketiga, penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan. Al-Qur’an menegaskan bahwa menegakan keadilan adalah perbuatan yang paling mendekati taqwa (Q.s. Al Maidah:5-8). Dengan demikian keadilan harus diposisikan secara netral, dalam artian, tidak ada yang harus dikecualikan untuk memperoleh kebenaran di atas hukum. Ini bisa terjadi bilamana terdapat komitmen yang kuat diantara komponen bangsa untuk iklas mengikatkan diri dengan sistem dan mekanisme yang disepakati bersama. Demokrasi tanpa didukung oleh penghargaan terhadap tegaknya hukum akan mengarah pada dominasi mayoritas yang pada gilirannya menghilangkan rasa keadilan bagi kelompok lain yang lebih minoritas. Demikian pula partisipasi tanpa diimbangi dengan menegakkan hukum akan membentuk masyarakat tanpa kendali (laissez faire).
Dengan demikian semakin jelas bahwa masyarakat madani merupakan bentuk sinergitas dari pengakuan hak-hak untuk mengembangkan demokrasi yang didasari oleh kesiapan dan pengakuan pada partisipasi rakyat, dimana dalam implentasi kehidupan peran hukum stategis sebagai alat pengendalian dan pengawasan dalam masyarakat. Namun timbul pertanyaan sejauh mana kesiapan bangsa Indonesia memasuki masyarakat seperti itu.
Penutup
Seperti telah dikemukakan di atas, masyarakat madani membutuhkan institusi sosial, non-pemerintahan, yang independen yang menjadi kekuatan penyeimbang dari negara. Posisi itu dapat ditempati organisasi masyarakat, maupun organisasi sosial politik bukan pemenang pemilu, maupun kekuatan-kekuatan terorganisir lainnya yang ada di masyarakat. Akan tetapi institusi tersebut selama orde baru relatif dikerdilkan dalam arti lebih sering berposisi sebagai corong kepentingan kekuasaan ketimbang menjadi kekuatan swadaya masyarakat.
Hegemoni kekuasaan demikian kuat sehingga kekuatan ril yang ada di masyarakat demikian terpuruk. Padahal merekalah yang sebenarnya yang diharapkan menjadi lokomotif untuk mewujudkan masyarakat madani. Ada memang beberapa LSM yang secara konsisten memainkan peranan otonomnya akan tetapi jumlahnya belum signifikan dengan jumlah rakyat Indonesia yang selain berjumlah besar juga terfragmentasi secara struktural maupun kultural. Fragmentasi sosial dan ekonomi seperti itu sangat sulit mewujudkan masyarakat dengan visi kemandirian yang sama. Padahal untuk duduk sama rendah berdiri sama tinggi membutuhkan kesamaan visi dan kesadaran independensi yang tinggi. Dengan demikian boleh jadi masyarakat peradaban yang kita cita-citakan masih membutuhkan proses yang panjang. Dan boleh jadi hanya impian manakala pro status quo tetap berkuasa.
Kepustakaan:
Bob S.Hadiwinata, “Masyarakat Sipil Indonesia: Sejarah, Kelangsungan, dan Transformasinya”, dalam Wacana (Jurnal Ilmu Sosial Transformatif). Edisi 1.Vo.1,1999.
Craig Calhoun, “Social Theory of the Politics of Identity”, Blackwell Publihers, USA,1994.
Nezar Patria, dan Andi Arief, “Antonio Gramci: Negara dan Hegemoni”, Pustaka Pelajar 1999.
Neera Chandoke, “State and Civil Society: Exploration in Political Theory”. New Delhi dan London: Sage Publication,1955.
Nico Schulte Nordholt, “Menyokong Civil Society dalam era Kegelisahan”, dalam Mengenang Y.B. Mangunwijaya, Sindhunata (eds.).Kanisius, 1999.
Nurcholis Madjid, “ Cita-cita Politik Islam Era Reformasi”, Paramadina, 1999.
Bela diri dan Pencat Silat
Gerakan-gerakan unsur pencak silat yang hendak kita pelajari adalah gerakan pencak silat yang sudah disusun oleh pengurus besar ikatan pencak silat Indonesia (IPSI). Gerakan-gerakan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Berdiri tegak melambangkan penyerahan yang mutlak kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Gerakan merendah melambangkan sikap seorang pesilat yang makin merendah diri bila makin tinggi ilmunya seperti “ilmu padi”.
3. Gerakan melangkah dimulai dari kaki yang kanan melambangkan seorang pesilat selalu mendahulukan yangbaik.
4. Gerakan tanah melambangkan sikap cinta kepada tanah air.
5. Gerakan tangan menengadah ke atas melambangkan doa kepada Tuhan YME.
6. Gerakan menghormat dengan tangan dirangkap di depan hidung melambangkan penghormatan kepada para pendekar atau hadirin yang menyaksikan, serta memohon maaf sebelum melakukan gerakan pencak silat.
7. Gerakan salam IPSI melambangkan sebagai salam penghormatan seorang pesilat.
1. A. Jurus I: Taqwa dan Berbudi Pekerti Luhur
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah geseran
4. Pasang 1. Kuda-kuda samping, kaki kanan dan berat badan di depan, tangan bertangkup kemudian terbuka ke depan.
5. Tangkislah dengan siku-siku dan tangan kanan bersedia.
6. Pukulan punggung tangan kiri.
7. Kaki kiri maju dan pukulan lurus ke depan-kiri.
8. Tangkisan merendah, dan duduk pada kaki kanan dan tangan menggaris ke tanah dengan satu jari. Gerakan ini melambangkan takwa kepada Tuhan YME.
9. Sikuan-kiri kemudian dan badan maju ke depan.
10. Pukulan punggung tangan-kiri.
1. B. Jurus II: Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
2. Pola lantai serong/gergaji
3. Pola langkah angkatan
4. Kaki kanan diangkat dan tangan kanan sejajar.
5. Pasang II, pasang serong (45o). Tangan kiri gerak tebak ke depan dengan lima jari terbuka melambangkan Pancasila
6. Colokan tangan kiri dan tumit kaki terangkat.
7. Tendangan busur depan kir.
8. Maju serong kiri, tangkisan buangan kanan.
9. Tebasan kiri dan kaki kanan seorng ke depan.
1. C. Jurus III: Cinta Bangsa dan Tanah Air
2. Pola lantai segi empat atau lurus
3. Pola langkah berputar
4. Pasang III. Kuda-kuda tengah, kedua tangan silang di depan dada, dengan tangan kanan di depan. Tangkisan kanan buangan-kanan, dan kuda-kuda rendah, berat badan di kaki kiri.
5. Pukulan ayun kiri dan kaki kanan belakang.
6. Hindarkan ke bawah kaki kanan belakang tangan kiri memegang tanah yang melambangkan Tanah Air.
7. Sapuan depan kanan sambil duduk, dilanjutkan dengan tendangansamping dari bawah kanan dengan posisi berbaring.
8. Duduk sempok menghadap ke depan, dan kedua tangan bersilang di depan dada.
9. Melompat berdiri tegak kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan bersilang di depan dada.
1. D. Jurus IV: Persaudaraan dan Persatuan
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah silang/berputar
4. Kuda-kuda ringan kanan di depan, kedua tangan silang di depan dada.
5. Pasang IV. Kaki kiri melangkah silang di belakang, kuda-kuda silang di belakang dan kedua tangan posisi hormat lambang Persaudaraan dan Persatuan.
6. Tolakan kanan denganbuku jari ditekuk.
7. Tendangan samping kanan dan tangan kanan mengepal di depan arah ke bawah.
8. Tendangan depan kiri dan tangan terbuka bersilang di depan dada.
9. Kaki kiri diletakkan di belakang, tangkisan tangan kiri dan tangan kanan bersedia di depan dada.
10. Maju pukul sengkol kanan dan tangan kiri bersedia di depan dada.
1. E. Jurus V: Kemajuan yang Berkepribadian Bangsa Indonesia
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah berputar
4. Kaki kanan melangkah ringan ke depan dan kedua tangan silang di depan dada.
5. Sikutan kiri dengan kuda-kuda tengah di tempat.
6. Tendangan depan kanan, tangan kanan menepuk paha dan tangan kiri menyilang di depan kuda.
7. Pasang di bawah duduk pada kaki kanan, tangan kiri terbuka ke belakang.
8. Tendangan samping dari bawah kiri, posisi terbaring, tangan kiri ke depan kepala.
9. Kaki kiri diletakkan di depan semok dan tangan menjunjung ke atas (Menjunjung keberanian)
10. Badan perbutar ke kanan, tangkisan samping kanan dengan kuda-kuda depan kanan.
1. F. Jurus VI: Kebenaran, Keadilan dan Kejujuran
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah angkatan
4. Pasang VI. Kaki kanan melangkah ke belakang, tangan kiri bersilang di perut.
5. Siku-siku dan kuda-kuda tengah di tempat.
6. Tendangan depan kanan, tangan kanan menepuk paha dan tangan kiri menyilang dada.
7. Pasang di bawah, duduk pada kaki kanan.
8. Tendangan samping dari bawah kiri, posisi berbaring, tangan kiri dan kanan menopang badan.
9. Kaki kiri diletakkan di depan dan tangan manjulang ke atas yang melambangkan Menjunjung Kebenaran.
10. Badan berputar ke kanan, tangkisan samping kanan dan kuda-kuda samping kanan.
1. G. Jurus VII: Tahan Cobaan dan Godaan
2. Pola lantai lurus dan serong.
3. Pola langkah loncatan
4. Pasang VII. Kaki kanan meloncat serong ke belakang 45o kuda-kuda di kanan, kedua tangan terbuka ke di depan badan.
5. Angkat kaki kiri, kedu tangan menahan di depan badan.
6. Tendangan depan kanan sambil melompat di depan.
7. Tendangan depan kanan.
8. Loncat mundur, pasang VII kiri.
9. Badan putar kanan ke arah depan, kaki kanan ditarik, berat badan di kaki kiri dan kedua tangan bersedia di depan badan.
1. Berdiri tegak melambangkan penyerahan yang mutlak kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Gerakan merendah melambangkan sikap seorang pesilat yang makin merendah diri bila makin tinggi ilmunya seperti “ilmu padi”.
3. Gerakan melangkah dimulai dari kaki yang kanan melambangkan seorang pesilat selalu mendahulukan yangbaik.
4. Gerakan tanah melambangkan sikap cinta kepada tanah air.
5. Gerakan tangan menengadah ke atas melambangkan doa kepada Tuhan YME.
6. Gerakan menghormat dengan tangan dirangkap di depan hidung melambangkan penghormatan kepada para pendekar atau hadirin yang menyaksikan, serta memohon maaf sebelum melakukan gerakan pencak silat.
7. Gerakan salam IPSI melambangkan sebagai salam penghormatan seorang pesilat.
1. A. Jurus I: Taqwa dan Berbudi Pekerti Luhur
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah geseran
4. Pasang 1. Kuda-kuda samping, kaki kanan dan berat badan di depan, tangan bertangkup kemudian terbuka ke depan.
5. Tangkislah dengan siku-siku dan tangan kanan bersedia.
6. Pukulan punggung tangan kiri.
7. Kaki kiri maju dan pukulan lurus ke depan-kiri.
8. Tangkisan merendah, dan duduk pada kaki kanan dan tangan menggaris ke tanah dengan satu jari. Gerakan ini melambangkan takwa kepada Tuhan YME.
9. Sikuan-kiri kemudian dan badan maju ke depan.
10. Pukulan punggung tangan-kiri.
1. B. Jurus II: Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
2. Pola lantai serong/gergaji
3. Pola langkah angkatan
4. Kaki kanan diangkat dan tangan kanan sejajar.
5. Pasang II, pasang serong (45o). Tangan kiri gerak tebak ke depan dengan lima jari terbuka melambangkan Pancasila
6. Colokan tangan kiri dan tumit kaki terangkat.
7. Tendangan busur depan kir.
8. Maju serong kiri, tangkisan buangan kanan.
9. Tebasan kiri dan kaki kanan seorng ke depan.
1. C. Jurus III: Cinta Bangsa dan Tanah Air
2. Pola lantai segi empat atau lurus
3. Pola langkah berputar
4. Pasang III. Kuda-kuda tengah, kedua tangan silang di depan dada, dengan tangan kanan di depan. Tangkisan kanan buangan-kanan, dan kuda-kuda rendah, berat badan di kaki kiri.
5. Pukulan ayun kiri dan kaki kanan belakang.
6. Hindarkan ke bawah kaki kanan belakang tangan kiri memegang tanah yang melambangkan Tanah Air.
7. Sapuan depan kanan sambil duduk, dilanjutkan dengan tendangansamping dari bawah kanan dengan posisi berbaring.
8. Duduk sempok menghadap ke depan, dan kedua tangan bersilang di depan dada.
9. Melompat berdiri tegak kaki dibuka selebar bahu dan kedua tangan bersilang di depan dada.
1. D. Jurus IV: Persaudaraan dan Persatuan
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah silang/berputar
4. Kuda-kuda ringan kanan di depan, kedua tangan silang di depan dada.
5. Pasang IV. Kaki kiri melangkah silang di belakang, kuda-kuda silang di belakang dan kedua tangan posisi hormat lambang Persaudaraan dan Persatuan.
6. Tolakan kanan denganbuku jari ditekuk.
7. Tendangan samping kanan dan tangan kanan mengepal di depan arah ke bawah.
8. Tendangan depan kiri dan tangan terbuka bersilang di depan dada.
9. Kaki kiri diletakkan di belakang, tangkisan tangan kiri dan tangan kanan bersedia di depan dada.
10. Maju pukul sengkol kanan dan tangan kiri bersedia di depan dada.
1. E. Jurus V: Kemajuan yang Berkepribadian Bangsa Indonesia
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah berputar
4. Kaki kanan melangkah ringan ke depan dan kedua tangan silang di depan dada.
5. Sikutan kiri dengan kuda-kuda tengah di tempat.
6. Tendangan depan kanan, tangan kanan menepuk paha dan tangan kiri menyilang di depan kuda.
7. Pasang di bawah duduk pada kaki kanan, tangan kiri terbuka ke belakang.
8. Tendangan samping dari bawah kiri, posisi terbaring, tangan kiri ke depan kepala.
9. Kaki kiri diletakkan di depan semok dan tangan menjunjung ke atas (Menjunjung keberanian)
10. Badan perbutar ke kanan, tangkisan samping kanan dengan kuda-kuda depan kanan.
1. F. Jurus VI: Kebenaran, Keadilan dan Kejujuran
2. Pola lantai lurus
3. Pola langkah angkatan
4. Pasang VI. Kaki kanan melangkah ke belakang, tangan kiri bersilang di perut.
5. Siku-siku dan kuda-kuda tengah di tempat.
6. Tendangan depan kanan, tangan kanan menepuk paha dan tangan kiri menyilang dada.
7. Pasang di bawah, duduk pada kaki kanan.
8. Tendangan samping dari bawah kiri, posisi berbaring, tangan kiri dan kanan menopang badan.
9. Kaki kiri diletakkan di depan dan tangan manjulang ke atas yang melambangkan Menjunjung Kebenaran.
10. Badan berputar ke kanan, tangkisan samping kanan dan kuda-kuda samping kanan.
1. G. Jurus VII: Tahan Cobaan dan Godaan
2. Pola lantai lurus dan serong.
3. Pola langkah loncatan
4. Pasang VII. Kaki kanan meloncat serong ke belakang 45o kuda-kuda di kanan, kedua tangan terbuka ke di depan badan.
5. Angkat kaki kiri, kedu tangan menahan di depan badan.
6. Tendangan depan kanan sambil melompat di depan.
7. Tendangan depan kanan.
8. Loncat mundur, pasang VII kiri.
9. Badan putar kanan ke arah depan, kaki kanan ditarik, berat badan di kaki kiri dan kedua tangan bersedia di depan badan.
Latihan Kebugaran Jasmani
1. A. Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
1. B. Tujuan Pokok dari Latihan
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1. Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
2. Kekuatan (stregth)
3. Kecepatan (speed)
4. Daya tahan (endorance)
1. Kelincahan (agelity)
2. Kelentukan (flexibility)
3. Kecepatan (accurancy)
4. Keseimbangan dan koordinasi
1. Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
2. Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
3. Pembentukan Mental (Mental Build Up)
4. Pembentukan Kematangan Juara
1. C. Beban Latihan (Loading)
Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Bentuk-bentuk latihannya dapat dilakukan dengan berbagai cara : jari-senam-angkat besi-eross eouentry dsb.
Dua macam pengertian tentang beban latihan dapayt dibedakan sebagai beikut :
1. Beban Luar (outer load)
Merupakan bebna latihan yang langsung dapat dilihat secara nyata. Beban luar dapat ditandai dengan adanya sifat-sifat dari beban, itu sendiri, misalnya :
1. Insentif latihan
2. Volum latihan
3. Lamanya latihan
4. Rhytmo latihan dsb
1. Beban Dalam (inner load)
Merupakan beban latihan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap fisiologis dari atlit. Jadi sebenarnya beban dalam adalah bebas luar yang dikenakan terhadap atlit yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan denyut nadi.
1. D. Ciri-ciri Latihan
2. Intensity : merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
1. Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
2. Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
3. Jarak dalam latihan lempar.
4. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih (110%) - super maximal
100% penuh - maxsimal
80% s/d 99% - sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
1. Volume : jumlah beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
1. Duration : lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat.
1. Frequency : beberpa kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan setiap set atau elemen latihan disebut : density.
1. Ritme : merupakan irama dari latihan, misalnya : berta dan ringannya suatu latihan atau tinggi rendahn ya latihan.
1. E. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik
Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :
1. Fartlek
Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.
Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :
1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.
2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.
3. Jalan cepat (istirahat aktif).
4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).
5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.
6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.
7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit
Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuk latihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan
1. Internal Trainning
Pada khir0akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.
4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:
1. Jarknya yang ditambah.
2. Ulangan yang diperbanyak.
3. Waktu dipercepat.
1. Aerobik
2. a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1) Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke dalam dan keluar paru-paru.
2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap denyutan.
3) Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit teetentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani,merugah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi, aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-serangan penyakit.
1. b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus mengklasifikasikan diri dalam suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita pada saat sekarang. Dengan bermacam-macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh kita ini dalam kondisi yang baik (segar) atau kondisi fisik yangkurang baik. Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik, pasti kita akan mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita beruaha untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah salah satu jenis tes yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun sangat murah. Tes 12 menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan atau tempat-tempat yang memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam lari in kita diperbolehkan untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai. Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan suatu nilai dimana dengan cara itu badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik yang kita capai. Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh dengan speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah ditentukan bila hal ini dilakukan di lapangan.
Bila tes 12 menit ini masih dianggap susah karena dilakukan secara beramai-ramai (massal) berhubungan dengan cara mengukurnya, bentuk tes yang lebih praktis adalah dimana jaraknya yang ditentukan (1,5 mil=2,4 km), kemudian orang yang dites disuruh menempuh jarak tersebut dengan berlari dan berjalan. Waktu yang ditempuh dihitung dengan arloji atau stopwatch, tingkat kesegarannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Umur Tahun Kategori Kesegaran Hasil Tes 12 Menit (km) Hasil Tes 2,4 Menit (km)
Di bawah 30 I. Sangat kurang II. Kurang
III. Sedang
IV. Baik
V. Baik sekali
30-39
40-49
50 ke atas
Bila kita sudah mengetahui kategori yang kita miliki, program latihan harus disesuaikan dengan kategori kita masing-masing. Program latihan dapat dilakuakan dengan bermacam-macam bentuk misalnya jalan kaki, lari di tempat, lari, bernang, bersepeda, basket ball, dan lain-lain cabang olah raga. Akan tetapi, jenis latihan yang paling murah dan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat adalah lari.
Tes 12 menit juga menunjukkan kepada kita dengan tepat berapa minggu waktu yang diperlukan serta berpa banyak latihan olah raga yang harus dilakukan setiap minggu untuk dapat mencapai nilai 30 setiap minggu. Setelah kita mampu memperoleh nilai cukup ini, nilai 30 setiap minggu yang kita peroleh sudah cukup untuk memelihara kondisi tubuh yang baik.
RANGKUMAN
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
1. B. Tujuan Pokok dari Latihan
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1. Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
2. Kekuatan (stregth)
3. Kecepatan (speed)
4. Daya tahan (endorance)
1. Kelincahan (agelity)
2. Kelentukan (flexibility)
3. Kecepatan (accurancy)
4. Keseimbangan dan koordinasi
1. Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
2. Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
3. Pembentukan Mental (Mental Build Up)
4. Pembentukan Kematangan Juara
1. C. Beban Latihan (Loading)
Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Bentuk-bentuk latihannya dapat dilakukan dengan berbagai cara : jari-senam-angkat besi-eross eouentry dsb.
Dua macam pengertian tentang beban latihan dapayt dibedakan sebagai beikut :
1. Beban Luar (outer load)
Merupakan bebna latihan yang langsung dapat dilihat secara nyata. Beban luar dapat ditandai dengan adanya sifat-sifat dari beban, itu sendiri, misalnya :
1. Insentif latihan
2. Volum latihan
3. Lamanya latihan
4. Rhytmo latihan dsb
1. Beban Dalam (inner load)
Merupakan beban latihan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap fisiologis dari atlit. Jadi sebenarnya beban dalam adalah bebas luar yang dikenakan terhadap atlit yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan denyut nadi.
1. D. Ciri-ciri Latihan
2. Intensity : merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
1. Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
2. Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
3. Jarak dalam latihan lempar.
4. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih (110%) - super maximal
100% penuh - maxsimal
80% s/d 99% - sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
1. Volume : jumlah beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
1. Duration : lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat.
1. Frequency : beberpa kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan setiap set atau elemen latihan disebut : density.
1. Ritme : merupakan irama dari latihan, misalnya : berta dan ringannya suatu latihan atau tinggi rendahn ya latihan.
1. E. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik
Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :
1. Fartlek
Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.
Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :
1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.
2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.
3. Jalan cepat (istirahat aktif).
4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).
5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.
6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.
7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit
Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuk latihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan
1. Internal Trainning
Pada khir0akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.
4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:
1. Jarknya yang ditambah.
2. Ulangan yang diperbanyak.
3. Waktu dipercepat.
1. Aerobik
2. a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1) Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke dalam dan keluar paru-paru.
2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap denyutan.
3) Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit teetentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani,merugah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi, aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-serangan penyakit.
1. b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus mengklasifikasikan diri dalam suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita pada saat sekarang. Dengan bermacam-macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh kita ini dalam kondisi yang baik (segar) atau kondisi fisik yangkurang baik. Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik, pasti kita akan mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita beruaha untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah salah satu jenis tes yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun sangat murah. Tes 12 menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan atau tempat-tempat yang memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam lari in kita diperbolehkan untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai. Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan suatu nilai dimana dengan cara itu badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik yang kita capai. Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh dengan speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah ditentukan bila hal ini dilakukan di lapangan.
Bila tes 12 menit ini masih dianggap susah karena dilakukan secara beramai-ramai (massal) berhubungan dengan cara mengukurnya, bentuk tes yang lebih praktis adalah dimana jaraknya yang ditentukan (1,5 mil=2,4 km), kemudian orang yang dites disuruh menempuh jarak tersebut dengan berlari dan berjalan. Waktu yang ditempuh dihitung dengan arloji atau stopwatch, tingkat kesegarannya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Umur Tahun Kategori Kesegaran Hasil Tes 12 Menit (km) Hasil Tes 2,4 Menit (km)
Di bawah 30 I. Sangat kurang II. Kurang
III. Sedang
IV. Baik
V. Baik sekali
30-39
40-49
50 ke atas
Bila kita sudah mengetahui kategori yang kita miliki, program latihan harus disesuaikan dengan kategori kita masing-masing. Program latihan dapat dilakuakan dengan bermacam-macam bentuk misalnya jalan kaki, lari di tempat, lari, bernang, bersepeda, basket ball, dan lain-lain cabang olah raga. Akan tetapi, jenis latihan yang paling murah dan dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat adalah lari.
Tes 12 menit juga menunjukkan kepada kita dengan tepat berapa minggu waktu yang diperlukan serta berpa banyak latihan olah raga yang harus dilakukan setiap minggu untuk dapat mencapai nilai 30 setiap minggu. Setelah kita mampu memperoleh nilai cukup ini, nilai 30 setiap minggu yang kita peroleh sudah cukup untuk memelihara kondisi tubuh yang baik.
RANGKUMAN
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Sikap Lilin
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Sikap Lilin
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Sikap Lilin
A. Sikap Lilin (Konstan) Merupakan sikap berdiri tegak lurus bertumpu pada kedua tangan dan kepala bagian depan. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Latihan sikap lilin ini dapat dibantu dengan sesama teman dan dapat dilakukan ssecara bergantian.
Cara melakukan sikap lilin : 1. Jongkok kedua kaki dapat dibantu teman yang berada di belakangnya. 2. Meletakkan kedua tangan pada matras membentuk posisi segitiga sama sisi. 3. Meletakkan dahi di atas matras di antra kedua lengan. 4. Mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. 5. Pada waktu mengangkat kedua kaki bersamaan dengan pinggul. Teman yang berada di belakangnya memegang kedua kaki dan berusaha meluruskanya. 6. Setelah berdiri sikap lilin (Kopstand) dengan lurus pertahankan keseimbangannya. 7. Berikutnya berlatih sendiri berulang-ulang tanpa bantuan teman. 8. Melakukan sikap lilin yang didahului dengan awalan melangkah yang dilanjutkan dengan meloncatkan kedua tangan sehingga akhirnya dapat berdiri tegak. B. Rangkaian Gerak Guling Depan dan Guling Lenting Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang agar tidak mudah pusing. Pelaksanaan latihan : a. Dari sikap jongkok, bungkukkan badan sambil mengarahkan kedua tangan ke matras. b. Setelah kedua tangan bertumpu pada matras, masukkan kepala di antara tangan dan lakukan guling ke depan. c. Saat punggung menyentuh matras, lentingkan badan ke depan dibantu dorongan lengan dan sentakkan kaki. d. Usahakan lentingan tersebut dapat membuat badan kembali berdiri seperti semula. C. Latihan Lenting Tengkuk (Neckspring) Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Tolakan ini dimulai dari sikap setengah guling ke belakang atau setengan guling ke depan kedua kaki rapat dan lutut lurus. Cara melakukan lenting lurus : 1. Sikap permulaan tidur terlentang, kedua kaki lurus rapat, kedua tangan di sisi badan. 2. Guling ke belakang, kedua tangkai lurus, sehingga kaki dekat kepala, siku dibengkokkan, telapak tangan bertumpupada lantai di sisi telinga. 3. Guling ke depan bersamaan dengan itu tolakan tungkai ke atas depan dan tolakan kedua tangan, sehingga badan melayang seperti membuat busur. 4. Gerakan mendarat, kedua kaki rapat dan gerakan pinggul didorongkan ke depan kemudian diikuti dengan gerakan badan mengikuti arah rotasi gerakan. D. Lenting Tangan (Hand Spring) Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap, yaitu : 1. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk latihan ini dilakukan dari sikap tidur telentang. 2. Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. 3. Setelah menguasai latihan di atas, maka dilanjutkan dengan gerakan lencutan kedua kaki dari sikap handstand, kemudian mendarat dengan kaki pada matras dan langsung berdiri. 4. Latihan lenting tangan. a. Dengan melakukan awalan beberapa langkah. b. Letakkan kedua telapak tangan di atas matras. c. Kemudian diikuti dengan lecutan kedua kaki ke atas depan. d. Lecutan tersebut dibantu dengan gerakan pinggul, pinggang, dan tolakan kedua tangan. e. Dan kedua kaki mendarat pada matras secara bersamaan dan kembali pada sikap berdiri kedua tangan lurus ke atas. Rangkaian senam pada sikap lilin adalah termasuk senam lantai yang membutuhkan kekuatan, ketangkasan, dan keseimbangan. Sebagai pemanasan maka lakukanlah guling ke depan dan guling lenting berulang-ulang. Latihan lenting tengkuk adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang disebabkan oleh lemparan kedua kaki dan tolakan kedua tangan. Gerakan lenting tangan bukanlah suatu hal yang mudah, maka untuk dapat melakukan gerakan tersebut perlu latihan secara bertahap,
Langganan:
Postingan (Atom)