Selasa, 29 Maret 2011

Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh Utama
• Tokoh utama adalah tokoh yang dinamis sehingga sifat mereka sewaktu-waktu dapat berubah.
• Tokoh utama yang berkuasa atas jalannya cerita.
• Tokoh ‘major’ tidak selalu menjadi tokoh utama.
• Tokoh sentral adalah tokoh utama dibagi lagi menjadi dua yaitu, protagonis dan antagonis.
• Biasanya ada beberapa tokoh dalam sebuah cerita, namun untuk tokoh utama biasanya hanya ada satu.
• Tokoh Major biasanya yang tokoh bulat.
• Contoh: Hasan dalam buku Atheis
2. Tokoh Periferal/ Pembantu
• Terkadang tokoh periferal adalah tokoh yang membantu tokoh utama untuk melawan tokoh antagonis
• Tokoh periferal adalah tokoh yang membantu jalannya sebuah cerita, tetapi tidak selalu menjadi sebuah sorotan.
• Untuk tokoh bawahan dibagi menjadi dua juga yaitu, tambahan dan andalan.
• Tokoh pembantu atau periferal adalah tokoh yang statis sehingga sepanjang cerita, karakter tersebut tidak akan mengalami perubahan.
• Tokoh periferal hanyalah pembantu atau yang mendukung tokoh utama.
• Kehadiran tokoh periferal pun dapat mengambil perhatian penonton.
• Contoh: Rusli dan Kartini dalam buku Atheis.
3. Tokoh Antagonis dan Protagonis
• Tokoh protagonis
o Menurut tema tradisional: Tokoh yang berkarakter positif.
Karena berkembangnya sastra:
o Tokoh utama dalam cerita yang diceritakan untuk menjadi pusat perhatian pembaca.
o Tidak harus ‘baik’.
o Biasanya diklasifikasikan menjadi tokoh bulat.
o Tokoh yang mengangkat tema.
o Tokoh yang harus selalu ada sampai terakhir.
Contoh:
 Teto dalam buku Burung- Burung Manyar merupakan tokoh protagonis walaupun dirinya melawan Republik Indonesia. Hal ini dikarenakan pengarang menceritakan secara detail sudut pandang Teto, sehingga pembaca dapat mengerti dan memaklumi tindakan-tindakan yang diambil Teto.
• Tokoh atagonis
o Menurut tokoh tradisional: Tokoh yang berkarakter negatif .
Karena berkembangnya sastra:
o Tokoh yang memberi konflik pada tema utama dan berlawanan dengan karakter protagonis.
o Tokoh yang menyebabkan permasalahan utama dalam cerita.
o Tokoh antagonis tidak selalu ‘jahat’.
o Seseorang atau suatu keadaan yang tidak menguntungkan tokoh utama.
o Tokoh antagonis tidak selalu digambarkan dengan seseorang bisa juga digambarkan sebagai keadaan yang tidak menguntungkan bagi tokoh utamanya. Contoh: kematian, sakit dll.
o Konflik dapat juga disebabkan oleh diri sendiri.
Contoh:
a. Anwar, karena dalam buku ‘Atheis’, Anwar merupakan orang yang mempengaruhi Hasan dan merupakan salah satu faktor pecahnya rumah tangga Hasan dengan Kartini
b. Kepergian Ibu Teto dalam buku ‘Burung- Burung Manyar’
4. Tokoh Flat dan Round
• Tokoh Datar
o Diceritakan dari satu segi watak saja, bersifat statis, jarang berubah karakternya, kadang sama sekali tidak berubah.
o Tokoh datar disebut juga tokoh sederhana dan tokoh pipih.
o Tokoh datar: tidak memberikan kejutan.
o Tidak banyak detail yang menjelaskan tokoh datar sehingga mudah untuk diklasifikasi.
o Kebanyakan tokoh minor atau tokoh pembantu merupakan tokoh datar.
o Tokoh flat jarang berubah atau tidak berubah sama sekali dalam cerita.
o Berkembang hanya dari satu ide dan tidak berubah sampai cerita selesai.
o Hanya memiliki satu kepribadian tertentu; bersifat flat, datar, steorotip, monoton dan hanya menampakan satu karakter.
o Tindakan-tindakan dan perilaku tokoh datar mencerminkan satu karakter yang dimilikinya.
o Mudah diklasifikasi dan dimengerti oleh pembaca.
o Pengarang mengunakan tokoh-tokoh datar untuk memfokuskan pikiran pembaca ke karakter bulat.
o Contoh:
 Kartun, kancil, animasi
 Rusli dalam buku ‘Atheis’ merupakan tokoh datar karena dengan kepercayaan dan kepintaranya, ia dapat mempengaruhi Hasan yang merupakan tokoh utama.
• Tokoh Bulat
o Tokoh yang semua wataknya diungkapkan. Sangat dinamis dan mengalami banyak perubahan watak.
o Disebut juga tokoh komplek atau tokoh bundar.
o Merupakan tokoh yang berkembang.
o Lebih mencerminkan kehidupan manusia yang sebenarnya, sebagaimana kehidupan manusia tidaklah monoton.
o Memiliki banyak detail karakter, baik maupun buruk.
o Tidak mudah untuk di klasifikasi karena banyak perubahan.
o Kebanyakan tokoh utama mayor merupakan tokoh bulat sehingga memungkinkan tokoh protagonis memiliki unsur tokoh antagonis.
o Harus bisa memberikan ‘kejutan’ dalam cara yang meyakinkan.
o Bila tokoh tidak memberikan ‘kejutan’ pada pembaca maka tokoh tersebut merupakan tokoh datar.
o Tokoh bulat ada yang baik dan ada yang jahat.
o Perubahan tokoh bulat harus dapat dipertanggung jawabkan dan memiliki alasan.
o Tujuan, ambisi dan nilai-nilai mereka berubah-ubah seiiring berjalannya cerita.
o Sikapnya berubah tergantung dengan hasil dari kejadian-kejadian yang terjadi pada dirinya.
o Contoh:
 Teto dalam buku ‘Burung- Burung Manyar’ merupakan tokoh bulat seiring dengan berubahnya perasaan yang dimilikinya terhadap Republik Indonesia.
 Hasan dalam buku ‘Atheis’ merupakan tokoh bulat karena berubahnya pendirian mengenai kepercayaan yang dimilikinya.

0 komentar:

Posting Komentar